Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertahanan periode 2014-2019 Ryamizard Ryacudu menyebut sumber daya manusia lebih penting ketimbang alat utama sistem persenjataan (alutsista).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Yang penting orangnya. The man behind the gun, sehebat-hebatnya alat kalau orangnya enggak bener bagaiaman,” kata Ryamizard di Gedung Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas), Jakarta, Sabtu 23 November 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ryamizard menilai arahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi agar Indonesia tak ketergantungan impor alutsista sudah tepat. Ia mengaku saat menjabat sebagai Menteri Pertahanan sudah menjalankan hal tersebut.
Jokowi memerintahkan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto agar mengubah pola pikir yang selama ini digunakan dalam setiap pengadaan alutsista.
Ia meminta agar tidak lagi orientasi sekadar penyerapan anggaran. "Jangan lagi orientasinya adalah penyerapan anggaran, apalagi orientasinya sekadar proyek, stop," katanya dalam rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat, 22 November 2019.
Mantan gubernur DKI Jakarta itu memerintahkan agar orientasi pengadaan alutsista dengan negara lain berupa kerja sama strategis. Selain itu, Jokowi menginstruksikan agar dalam Kementerian Pertahanan memiliki peta jalan yang jelas berkaitan dengan pengembangan industri alat pertahanan di dalam negeri.
Ia meminta agar Kementerian Pertahanan melibatkan BUMN maupun perusahaan swasta. "Sehingga kita bisa mengurangi ketergantungan terhadap impor alutsista dari luar negeri," katanya.