Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Saran PB IDI kepada Pemerintah untuk Mengatasi Berbagai Penyakit Termasuk HMPV

PB IDI menyarankan pemerintah memperkuat surveilans epidemiologi agar kasus-kasus yang ada di masyarakat, termasuk HMPV, dapat cepat ditemukan.

9 Januari 2025 | 19.22 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi HMPV. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) meminta pemerintah Indonesia belajar dari Cina yang rajin membuat jurnal ilmiah periodik sebagai salah satu langkah memitigasi merebaknya berbagai penyakit, seperti mengatasi penularan human metapneumovirus atau HMPV.

Ketua Umum PB IDI Mohammad Adib Khumaidi mengatakan Cina memang cukup update. Mereka bahkan sudah membuat satu jurnal ilmiah secara periodik dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC). 

“Kemudian mereka melakukan proses penelitian yang tidak hanya bicara surveilans tapi juga genetik dan musiman (seasoning),” kata Adib dalam diskusi daring di Jakarta pada Rabu, 8 Januari 2025.

Menanggapi kasus HMPV yang merebak di Cina, Adib mengatakan jurnal ilmiah yang disusun secara periodik tersebut dijadikan sebagai acuan pemerintah setempat untuk mengambil kebijakan dalam menghadapi sebuah wabah penyakit.

Jurnal itu juga membantu tenaga kesehatan dan masyarakat menyiapkan diri untuk melakukan upaya pencegahan sejak dini, meski pemerintah belum mengumumkan langkah yang bakal diambil.

“Ini pembelajaran buat kita, misalnya seperti pada saat Covid-19 bagaimana kita menjalankan hidup sehat, proses pencegahannya seperti itu sehingga apa pun penyakitnya, pada saat penyakit itu masuk ke Indonesia, masyarakat sudah siap,” ujar Adib.

Adib mengatakan penemuan kasus HMPV yang meningkat juga disebabkan oleh deteksi pemerintah yang kuat. Termasuk pada sejumlah penyakit lain seperti influenza A virus subtipe H1N1.

Apabila Indonesia melakukan tindakan serupa, kata dia, hal tersebut akan sangat bermanfaat untuk mengatasi penyakit musiman, seperti demam berdarah (dengue) yang banyak muncul ketika musim hujan tiba.

“Jadi literasi menjadi satu hal yang perlu kita selalu perbarui, yang kita jadikan kebijakan strategis. Badan Kesehatan Dunia (WHO), CDC, juga selalu mengingatkan hal ini, sehingga diharapkan negara jadi semakin peduli,” tuturnya.

PB IDI Menyarankan Pemerintah Memperkuat Surveilans Epidemiologi

Sementara itu, Anggota Bidang Penanggulangan Penyakit Menular PB IDI Erlina Burhan menyarankan pemerintah terus memperkuat surveilans epidemiologi agar kasus-kasus yang ada dalam masyarakat dapat dengan cepat ditemukan.

Dia juga mengharapkan pemerintah dapat kembali menggaungkan protokol kesehatan yang efektif, terutama dalam mencegah penularan melalui droplet. Salah satu yang bisa diterapkan adalah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang mencakup memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan menggunakan sabun.

Dia juga merekomendasikan pemerintah melibatkan komunitas melakukan edukasi dan sosialisasi perihal penularan HMPV serta mempermudah akses masyarakat mendapatkan layanan kesehatan berkualitas, cepat, dan nyaman.

Erlina menekankan sebagian besar kasus influenza dan HMPV bersifat ringan-sedang dan bisa sembuh dengan sendirinya. HMPV juga bukan merupakan penyakit baru karena kasusnya sudah sejak lama ditemukan.

“Namun yang perlu dikhawatirkan apabila gejala menjadi berat pada individu yang berisiko atau terjadi co-infection virus lain,” kata Erlina.

Pilihan editor: Makan Bergizi Gratis: Pelibatan Usaha Mikro dan Kecil hingga Curhat Pedagang di Kantin Sekolah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus