Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto mengatakan akan menangkap Ketua Gerakan Persatuan Pembebasan Papua Barat (ULMWP) Benny Wenda, jika datang ke Indonesia. Benny banyak dikaitkan sebagai provokator di balik kerusuhan yang terjadi di sejumlah daerah di Papua dan Papua Barat, dalam tiga pekan terakhir.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Masuk ke Indonesia saya tangkap atau kita tangkap. Kita proses," kata Wiranto saat ditemui di Kantor Kemenkopolhukam, di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu, 4 September 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saat ini Benny mendapat suaka politik di London, Inggris. Karena itu, Wiranto mengatakan proses untuk menindak Benny menjadi lebih sulit dan rumit. Apalagi, ia mengatakan aksi Benny dilakukan tidak di Indonesia langsung.
"Tatkala mereka sudah bukan warga negara Indonesia dan juga sudah ada perlindungan suaka dari negara-negara lain, prosesnya kan tidak sesederhana yang kita pikirkan," kata Wiranto.
Karena itu, Wiranto mengatakan dibutuhkan jalur diplomasi yang kuat untuk mengusut kasus Benny Wenda ini. Hukum-hukum internasional juga ia sebut harus diperhatikan.
"Kita tidak diam. Selalu ada langkah-langkah mengantisipasi dan bahkan meng-intercept kegiatan (provokasi) itu," ujar Mantan Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) itu.
Meski begitu, Wiranto mengatakan untuk saat ini langkah yang paling konkrit adalah menahan gelombang provokasi yang dibuat Benny. Tak hanya secara arus informasi yang diterima, namun juga secara penerimaan provokasi itu di masing-masing masyarakat.
"Tentunya kita harus bersama-sama memberikan barrier, memberikan pertahanan yang kuat di kita sendiri. Supaya tidak terpengaruh provokasi itu," kata Wiranto.