Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Berbagai tafsir mimpi terhadap cuitan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudoyono atau SBY di Twitter bermunculan. Banyak kemudian yang menafsirkan mimpi SBY dengan kemungkinan koalisi Demokrat dan PDIP serta rekonsiliasi SBY dan Megawati.
Mimpi Politik atau Politik Mimpi?
Pakar Semiotika Institut Teknologi Bandung (ITB), Acep Iwan Saidi memandang bahwa mimpi SBY meruntuhkan teori Sigmund Freud soal mimpi, yang mengatakan bahwa seorang manusia yang bermimpi sulit mengingat mimpinya secara runut karena mimpi merupakan realitas yang belum selesai dan dibawa ke dalam alam bawah sadar. Sementara mimpi SBY ditulis dan diingatnya secara runut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Dengan meruntuhkan teori tersebut, menurut saya, mimpi SBY ini bisa dilihat sebagai mimpi politik atau politik mimpi,” ujar Acep kepada Tempo pada Jumat, 23 Juni 2023, di Bandung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Acep, mimpi politik merupakan harapan-harapan yang diinginkan SBY dan hal tersebut bukanlah suatu bunga mimpi seperti mimpi orang tidur. Sementara itu, politik mimpi adalah upaya SBY menarik perbincangan politik kepada dirinya sebagai mantan presiden, karena selama ini wacana calon presiden (capres) sering dikaitkan dengan pengaruh Jokowi.
“Seolah-olah SBY sedang masuk ke puncak wacana mengenai capres dan ingin menggeser perhatian publik terhadap Jokowi”, demikian Acep.
Sebelum berbicara mengenai mimpi, Acep melihat bahwa keinginan SBY menjadi pusat perhatian publik sebenarnya dapat dilihat ketika dirinya tengah melukis.
“Ketika SBY melukis, dirinya ikut masuk ke dalam lukisan yang dihasilkannya. Ini kemudian mengindikasikan adanya kode-kode semiotik yang dihasilkan SBY untuk masuk kembali ke dalam wacana politik. Dan menurut saya, dia berhasil menjadi perhatian publik dengan lukisan dan politik mimpinya itu,” Acep menegaskan.
ANANDA BINTANG
Pilihan editor : Wacana Rekonsiliasi PDIP Demokrat, Puan: Tidak Akan Pernah Ada Jalan Buntu