Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Tak Takut Kehilangan Massa, PPP: Kader Kami Banyak ke Reuni 212

Kunto menilai, Reuni 212 menjadi salah satu faktor penting yang menjadi pertimbangan masyarakat dalam memilih presiden pada pemilihan presiden 2019.

3 Desember 2018 | 06.59 WIB

Sejumlah peserta Reuni Akbar 212 antre saat membeli tiket KRL di Stasiun Depok, Ahad, 2 Desember 2018. ANTARA
Perbesar
Sejumlah peserta Reuni Akbar 212 antre saat membeli tiket KRL di Stasiun Depok, Ahad, 2 Desember 2018. ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Achmad Baidowi mengatakan partai pengusung pasangan calon presiden nomor 01 Jokowi - Ma'ruf Amin sama sekali tidak takut kehilangan basis massa akibat buntut acara Reuni 212. Menurut dia, banyak kader PPP yang hadir di acara itu dengan semangat sosial keagamaan.

"Perkara di tengah jalan menjadi gerakan politik, mereka akan kembali sesuai habitatnya," kata Baidowi saat dihubungi Tempo pada Ahad malam, 2 Desember 2018. Ia yakin, warga PPP akan kembali ke PPP, anggota parpol lain pun akan kembali ke partainya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Acara Reuni 212 disebut-sebut sebagai gerakan politis karena di tengah-tengah acara, Pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab menyerukan agar umat Islam memilih calon presiden rekomendasi Ijtima' Ulama GNPF, yakni Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.

Direktur Eksekutif Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia atau KedaiKOPI, Kunto Adi Wibowo berpendapat, Reuni 212 akan menjadi salah satu faktor penting yang menjadi pertimbangan masyarakat dalam memilih presiden di pemilihan presiden 2019 mendatang. Hal diungkapakan Kunto berdasarkan survei yang dilakukan lembaganya pada 15-23 November 2018, dengan 1317 responden di 27 provinsi dengan suara terbesar di Indonesia.

Baca: Peneliti: Kelancaran Reuni Akbar 212 Bukti ...

“Sebanyak 20,6 persen pemilih nasional mengatakan bahwa aksi 212 menjadi faktor yang menjadi pertimbangan dalam memilih presiden,” ujar Kunto saat dihubungi Tempo pada Ahad, 2 Desember 2018. Margin error survei ini 2,7 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Namun, ujar dia, Reuni 212 hanya akan memberikan efek kepada partai yang mendukung pasangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno, terutama partai Islam pendukungnya. “Jadi bukan ke partai Islam secara umum,” ujar Kunto.

Kunto menilai, aksi Reuni Akbar 212 menjadi salah satu faktor penting yang menjadi pertimbangan masyarakat dalam memilih presiden pada pemilihan presiden 2019.

Menurut Kunto, acara reuni ini bersifat proselyting alias berkumpul untuk meneguhkan keyakinan. “Jadi mereka yang menjadikan reuni 212 sebagai pertimbangan dalam menentukan pilihan presiden adalah mereka yang sebenarnya sudah tidak mau memilih Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan sekarang diteguhkan dan diyakinkan untuk memilih Prabowo.”

 

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus