Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Tanggapan Mendikdasmen Soal Insiden Keracunan Makan Bergizi Gratis di SDN Sukoharjo

Ia menilai kejadian tersebut sebagai evaluasi program Makan Bergizi Gratis.

18 Januari 2025 | 13.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti tiba untuk mengikuti rapat terbatas membahas pelaksanaan proyek Makan Bergizi Gratis (MBG) dan insiden keracunan di SDN Dukuh 3 Sukoharjo, di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, 17 Januari 2025. TEMPO/Imam Sukamto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti memberikan tanggapannya terkait insiden keracunan yang dialami puluhan siswa SDN Dukuh 03 Sukoharjo, Jawa Tengah, usai menyantap makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG). Ia mengatakan kejadian tersebut menjadi hal yang perlu dievaluasi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Pengalaman Sukoharjo menjadi evaluasi pelaksanaan Makan Bergizi Gratis (MBG),” ujarnya kepada Tempo melalui pesan tertulis ketika dihubungi Sabtu, 18 Januari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berdasarkan keterangan Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana, kata Mu'ti, kejadian keracunan di SDN Dukuh 03 Sukoharjo telah ditangani. Mu'ti mengatakan dalam hal tersebut Kementeriannya berperan sebagai pihak pendukung program di sekolah.

“Dalam rapat Kabinet terbatas kemarin, kepala Badan Gizi Nasional (BGN) menjelaskan bahwa masalah di Sukoharjo sudah diselesaikan,” kata dia.

Senada, Kepala Kantor Komunikasi Presiden (PCO) Hasan Nasbi menyatakan insiden keracunan yang terjadi pada Kamis, 16 Januari 2025 tersebut menjadi catatan yang amat penting bagi Badan Bergizi Nasional untuk memperketat pelaksanaan standar operasional prosedur (SOP) dalam setiap rantai proses penyiapan MBG, termasuk SOP di setiap Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Hal ini guna menjamin kualitas dan kehigienisan makanan yang akan dibagikan.

“Setiap SPPG harus menyimpan sampel makanan selama 2x24 jam. Sehingga kalau ada kejadian yang tidak diinginkan, seperti yang terjadi di Sukoharjo, penyebabnya bisa dilacak dengan cermat,” kata Hasan dalam keterangan resmi tertulis, Kamis 16 Januari 2025. 

Adapun berdasarkan keterangan Dadan, insiden tersebut disebabkan kesalahan teknis. Dirinya membantah ada pelanggaran SOP saat proses pengolahan makanan. 

“Hanya kesalahan teknis saja. Semua sudah diselesaikan, hanya human error yang sudah terjadi dan sudah diatasi. Sehingga anak-anak yang kemarin keracunan sekarang sudah sekolah lagi,” kata Dadan usai rapat membahas program makan bergizi gratis di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat, 17 Januari 2025. 

Dadan mengatakan selepas kejadian petugas setiap SPPG yang terlibat di lapangan segera menarik 2.400 menu ayam krispi dan diganti dengan menu telur. Kemudian, 40 anak-anak yang keracunan segera mendapat penangangan oleh petugas Puskesmas dan sudah sembuh. 

“Hari ini mereka sudah sekolah lagi dan diberikan pelayanan makan didamping oleh petugas Puskesmas,” kata dia. 

Eka Yudha Saputra berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus