Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Majelis Wali Amanat Institut Teknologi Bandung (MWA ITB) menggelar sidang terbuka pelantikan Rektor ITB periode 2025-2030, Tatacipta Dirgantara, pada Senin, 20 Januari 2025 di Aula Barat ITB. MWA sebelumnya telah memilih dan menetapkan Tatacipta Dirgantara sebagai pimpinan di kampus negeri berlambang gajah Ganesha itu menggantikan Reini D. Wirahadikusumah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tata dalam pidatonya mengatakan, Senat Akademik ITB telah menyusun rencana induk pengembangan kampus periode 2025-2050 serta rencana strategis teknokrat ke arah pengembagan ITB untuk lima tahun ke depan. “Saya membayangkan ITB pada 2030 menjadi universitas generasi keempat yang mengintegariskan pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat, kewirausahan, dan inovasi multidisplin sehingga menghasilkan solusi lengkap dan menyeluruh,” ujarnya, Senin 20 Januari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dengan memadukan aspek humainora, seni, sains, teknologi, dan bisnis, Tata yakin bersama sivitas akademika ITB bisa mencapainya lewat pendidikan unggul kelas dunia dengan riset dan inovasi yang berdampak.
Tata mengatakan perubahan di era modern terjadi begitu cepat. Beberapa tahun lalu dunia sibuk dengan revolusi industri 4.0 dan sekarang isu global telah beralih ke teknologi kecerdasan buatan. Mesinnya dapat belajar dan menyelesaikan pekerjaan lebih cepat dan lebih baik dari manusia.
“Perubahan ini tidak hanya memberi peluang tapi juga tantangan besar karena ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi cepat usang,” kata dia.
Tantangan global lain seperti perubahan iklim, polusi, hilangnya kenaekaragaman hayati, transisi menuju energy bersih dan hijau, pemenuhan pangan, pandemi, penyakit menular baru, kesehatan mental, menuntut peyelesaian berkelanjutan yang memerlukan pendekatan inovatif dan komprehensif. ITB menurutnya perlu andil dengan kolaborasi pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat.
MWA ITB menyampaikan ucapan selamat kepada Tata yang dipilih sebagai rektor baru, dan mantan rektor Reini D. Wirahadikusumah yang menjabat di masa sulit yaitu ketika pendemi Covid-19.
Ketua MWA ITB Budi Gunadi Sadikin berpesan ITB harus bisa menjaga kualitas lulusan mahasiswanya. Kehebatan ITB bukan karena gedungnya atau banyak uang, melainkan lulusannya harus berhasil.
Menteri Kesehatan itu mencontohkan berhasil atau tidaknya ITB dengan kebanggaan alumni yang menyekolahkan anaknya ke ITB. “Rektor harus memastikan perguruan tinggi adalah tugasnya mendidik dengan output atau hasilnya adalah anak didiknya kalau lulus menjadi putra-putri terbaik bangsa,” kata Budi.
Tatacipta Dirgantara yang kini berusia 54 tahun merupakan guru besar bidang mekanika komputasional di Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara ITB. Menjadi lulusan terbaik kedua saat wisuda sarjana dari Teknik Mesin ITB 1993, dia pun lulus dengan cum laude dari program S2 dengan jurusan yang sama di almamaternya.
Gelar doktor diraih Tata di Department of Engineering, Queen Mary, University of London, Inggris pada Juli 2000, sementara gelar insinyur diperolehnya dari Program Profesi Insinyur ITB pada 2019.