Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu agenda utama dalam pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20 yang dilaksanakan di Bali, Indonesia adalah mencari solusi dan jalan keluar atas perang Rusia - Ukraina. Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang berupaya menjadi mediator antara negara yang memberikan simpati kepada Ukraina dan Rusia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jokowi menyebut situasi saat itu cenderung panas terutama antara Amerika Serikat dan Rusia soal Ukraina. Meski demikian, ia menyebut hasil dari KTT G20 cukup positif terutama soal sikap keras Amerika Serikat dan Cina yang bisa diturunkan tensinya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Ini suasananya cukup panas. Saya sendiri tak menyangka hasilnya seperti ini. Amerika dan Cina terbilang sangat kondusif. Pembahasan kesepakatan itu sampai tengah malam. Ini kerja menteri-menteri luar biasa. Saya hanya di ujung saja," kata Jokowi mengungkap proses dalam KTT G20 kepada sejumlah media di Bali, Kamis 17 November 2022.
My senior dan my brother
Bahkan, Jokowi menyatakan melakukan pendekatan langsung ke Presiden Joe Biden. Uniknya, mantan Wali Kota Solo ini lebih dulu mengamati perilaku Biden lewat bukunya sebelum bertemu.
"Saya melakukan pendekatan ke Amerika lewat Presiden Joe Biden dengan menyebut Presiden AS sebagai my senior. Saya sampaikan kepada Biden bahwa saya belajar dari dia. Saya membaca buku dia. Mengamati dia ketika Biden di parlemen," ucapnya.
Tak hanya Biden, Jokowi juga melakukan pendekatan kepada Presiden Cina Xi Jinping dengan cara serupa yang dilakukan pada Biden. "Sedangkan dengan Cina, saya sebut Presiden Cina sebagai my big brother atau kakak besar. Diplomasi seperti ini ternyata bisa mencairkan suasana. Kedua negara juga sangat kondusif," kata Jokowi.
Baca: Demi Gala Dinner KTT G20 Sukses, Jokowi Turun Langsung Cicipi Menu untuk Kepala Negara