Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Wakil Rektor UGM Wening Udasmoro Terima Penghargaan Akademik Tertinggi dari Pemerintah Prancis

Wakil Rektor UGM Wening Udasmoro meraih penghargaan Remise Des Palmes Acadmiques dari Pemerintah Prancis. Berikut penjelasan penghargaan ini.

10 Desember 2024 | 16.10 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Wening Udasmoro. dok. UGM

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Guru Besar Bidang Ilmu Sastra dan Gender Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof Wening Udasmoro, meraih penghargaan Remise Des Palmes Académiques dari Pemerintah Prancis, Rabu, 4 Desember 2024, di Gedung Pusat UGM. Penyerahan gelar kehormatan tersebut dihadiri oleh kedutaan Prancis, Pimpinan Universitas, dan sivitas akademika di lingkungan UGM.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dikutip dari laman UGM, Remise Des Palmes Académiques merupakan penghargaan akademik tertinggi dan tertua dari pemerintah Prancis. Dalam sejarahnya, penghargaan ini pertama kali diinisiasi pada 1808 oleh Napoleon I. Seiring berjalannya waktu, pemerintah prancis memberikan penghargaan Remise Des Palmes Académiques kepada akademisi di seluruh dunia yang telah mendedikasikan diri untuk mendalami warisan budaya Prancis.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Disampaikan Fabien Penone, Duta Besar Prancis untuk Indonesia, ASEAN, dan Timor Leste, karya-karya Wening Udasmoro dinilai layak untuk mendapatkan penghargaan tertinggi akademik Prancis. “Selama tiga puluh tahun Prof. Wening berkarir dan mempromosikan frankofoni di Indonesia, menjadi jembatan antara hubungan Indonesia-Prancis. Anda sangat layak mendapatkan penghargaan Palmes Académiques ini,” kata Fabien.

Fabien pun memberikan apresiasi terhadap dunia akademik di Indonesia. Menurutnya, Indonesia merupakan prioritas bagi Prancis. Ia ingin agar hubungan bilateral baik di sektor akademik, budaya, ekonomi, hingga politik dapat terus terjalin. Salah satu upayanya adalah dengan meningkatkan kolaborasi global akademik untuk saling bertukar budaya dan mengapresiasi penelitian serta riset akademik.

“Prof. Wening, menurut saya, hal ini hampir terlihat dengan jelas karena dia telah terlibat dalam kegiatan ilmiah dan memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Prancis. Jadi, ia sepenuhnya layak untuk mendapatkan penghargaan ini,” ujar Fabien.

Ia berharap agar para akademisi di Indonesia memahami bahwa Indonesia menjadi negara besar yang banyak dipertimbangkan di kancah internasional. Kesempatan global untuk mengembangkan penelitian dan kualitas diri sangat terbuka lebar.

Wening turut mengungkapkan rasa syukur dan terima kasih atas apresiasi yang diterimanya. “Sebuah kehormatan, saya merasa sangat haru dan tidak pernah saya bayangkan, Saya dedikasikan untuk UGM, teman-teman dosen, dan kolega yang mendukung saya selama ini,” ucapnya. Selama tiga puluh tahun pengabdiannya sebagai akademisi di bidang sastra prancis, Prof. Wening banyak menelurkan kajian-kajian lintas sektor dan disiplin dalam lingkup sosial humaniora.

Bagi Wening, mempelajari budaya dan sastra prancis sudah menjadi bagian dari sisi kehidupannya. Sejak kecil, ia dibesarkan oleh keluarga yang kental dengan budaya dan seni. Kemudian dari sanalah ia mengenal lagu-lagu dan film Prancis, seperti film Alain Delon, serta musik karya Christophe dan Serge Gainsbourg. Kecintaannya akan sastra dan budaya prancis juga ia tuangkan dalam karya tesisnya yang membahas tentang interpretasi mitos Jawa Rara Jonggrang dan Rara Mendut dengan teori strukturalisme Claude Levi-Strauss.

Kontribusi Prof Wening dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan budaya Prancis terus berlanjut. Ia menjadi salah satu pionir penguji Diplôme d’Etude en Langue Française (DELF) ketika pertama kali diselenggarakan. Hasil risetnya bertema sastra, gender, sexualitas, konflik, media, identitas, hingga analisis konflik wacana banyak mengutip teori tokoh besar Prancis.

“Saya termasuk orang yang beruntung. Ini sekaligus menjadi tantangan bagi saya. Harapannya saya bisa berkontribusi lebih baik dengan kajian prancis yang selama ini menjangkar kuat membentuk peradaban dunia,” kata dia.

Wakil Rektor UGM Bidang Pendidikan dan Pengajaran ini berpesan pada para akademisi agar terus berkarya dan mengabdikan diri untuk pendidikan dan masyarakat. Jangan lelah untuk membentuk diri melalui karya dan riset, karena apresiasi akan datang dari mana saja.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus