Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada ini meraih Tsutsui-Fujino Prize 2012 di Kyoto, Jepang, Sabtu dua pekan lalu. Penghargaan diberikan atas karya-karya ilmiahnya mengenai sistem persarafan mata (neuro-oftalmologi). Yang paling menonjol adalah temuannya mengenai kerusakan otak pada glaukoma—penyakit mata yang menyebabkan menurunnya penglihatan secara progresif hingga menjadi buta.
Anugerah itu diberikan dalam rangkaian The 50th Annual Japan Neuro-ophthalmological Society (JANOS). Penghargaan diserahkan oleh Ketua Tsutsui-Fujino Foundation Profesor Akio Tabuchi, didampingi Ketua JANOS Profesor Masato Wakakura. Dalam acara itu, Hernowo memberikan presentasi ilmiah mengenai kerusakan otak pada degenerasi retina.
Meninggal
Bambang Sugeng Sunarso
GURU besar Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang, ini wafat pada usia 80 tahun pada Rabu pekan lalu. Bambang mengabdi di universitas itu sejak 1964. Dokter yang dikukuhkan sebagai mahaguru pada Maret 1990 ini dikenal sebagai pejuang kemerdekaan. Atas jasanya, pria kelahiran Semarang ini mendapatkan berbagai penghargaan, di antaranya Bintang Gerilya, Satyalancana Bhakti, dan Satyalancana Penegak. Penghormatan terakhir civitas academica dipimpin oleh Rektor Sudharto P. Hadi di auditorium Pleburan.
Soemarno Soedarsono
Direktur Pendidikan Lembaga Ketahanan Nasional 1982 ini meninggal di Rumah Sakit Setia Mitra, Jakarta, pada usia 82 tahun, Ahad dua pekan lalu. Dia meninggal akibat sakit yang sudah lama diderita. Setelah disemayamkan di rumah duka di Jalan Abu Serin, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, almarhum dikebumikan dalam upacara militer di pemakaman San Diego Hills, Karawang, hari berikutnya. Semasa hidupnya, lelaki kelahiran Magelang ini mendirikan Yayasan Jati Diri Bangsa pada Januari 2002 bersama sejumlah tokoh, seperti Nurcholish Madjid, Awaloedin Djamin, Franz Magnis-Suseno, dan Komaruddin Hidayat.
Pengukuhan
I Gusti Putu Suryadarma
Dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta ini ditabalkan sebagai guru besar dalam bidang ilmu etnoekologi, Senin pekan lalu. Etnoekologi merupakan disiplin ilmu yang cukup baru yang bertumpu dan berawal pada kemampuan setiap kelompok etnik dalam memilah, memilih, dan membaca keunikan alam untuk memproduksi pemenuhan kebutuhan dasar.
Di hadapan rapat senat universitas, Suryadarma membacakan pidato ilmiah berjudul "Berguru dan Membusana Alam Kehidupan: Kebijaksanaan Sains dalam Perspektif Etnoekologi". Menurut lelaki kelahiran Tabanan pada 1951 ini, bagian-bagian tubuh setiap makhluk dapat dijadikan guru bagi yang mau membaca, melihat, dan mengartikannya. "Etnoekologi mempelajari integrasi antara pengetahuan dan perilaku masyarakat berinteraksi dengan alam lingkungannya," katanya.
"Kalau DPR tidak boleh studi banding ke luar negeri, kenapa mereka tidak belajar di Indonesia saja? Di Indonesia juga banyak universitas bagus, ilmunya juga lengkap."
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Marzuki Alie, di Jakarta, Kamis pekan lalu, membalas kritik Persatuan Pelajar Indonesia di Jerman yang menentang studi banding anggota Dewan ke sana untuk pembahasan Rancangan Undang-Undang Keinsinyuran.
"Kalau seorang anggota Dewan mengadakan pertemuan berkali-kali dengan direksi di luar rapat, itu sudah tidak pantas."
Ketua Badan Kehormatan Dewan Perwakilan Rakyat Muhammad Prakosa, di Jakarta, Selasa pekan lalu, tentang pelanggaran etika anggota Dewan yang diadukan meminta komisi kepada badan usaha milik negara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo