Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Korban Agresi Belanda II
Dalam Laporan Khusus Tempo mengenai Panglima Soedirman, disebutkan tentara Belanda yang tewas selama Agresi Militer II hanya 6 orang, luka-luka 14 orang, dan hilang 139 orang. Saya yakin data ini salah. Seharusnya, seperti ditulis Julius Pour dalam buku Doorstoot Naar Djokja, bahwa selama perang kemerdekaan kedua itu jumlah tentara Belanda yang tewas 1.189 orang, luka-luka 2.539 orang, dan hilang 123 orang. Adapun korban tewas tentara Belanda dalam perang kemerdekaan Indonesia pada 1945-1950 lebih dari 6.000 orang.
Iswahjudi A. Karim
Jalan Panglima Polim XIV Nomor 114, Jakarta Selatan
Kami mohon maaf atas kesalahan penyajian data korban selama Agresi Militer II dalam infografis Laporan Khusus Soedirman. Data yang tertera adalah korban tentara Belanda hanya pada Serangan Umum 1 Maret 1949. Mengacu pada buku Marsroutes en Dwaalsporen yang ditulis P.M. H. Groen, korban tentara Belanda seharusnya 1.109 tewas, 2.539 luka-luka, dan 128 hilang.
– Redaksi.
Soedirman Berperang sampai Menang
Pertama, saya ingin menyampaikan penghargaan untuk Laporan Khusus Tempo berjudul "Soedirman Seorang Panglima, Seorang Martir". Berikut ini umpan balik saya mengenai tulisan pada halaman 111 mengenai kembalinya Soedirman ke Yogya pada 10 Juli 1949 dan langsung masuk Rumah Sakit Panti Rapih.
- Panglima Besar Soedirman memimpin perang kemerdekaan kedua sampai kita mencapai kemenangan, Belanda bersedia berunding. Posko terakhir beliau ada di sebelah utara Pacitan, Jawa Timur.
- Persiapan perundingan diawali dengan pasukan Belanda harus meninggalkan Yogyakarta dan membebaskan Presiden Sukarno, Wakil Presiden Moh. Hatta, serta para pemimpin yang ditawan untuk kembali ke Yogyakarta.
- Soedirman diminta pemerintah untuk juga kembali ke Yogya guna persiapan perundingan, tapi tidak bersedia meninggalkan pertempuran. Pak Gatot Soebroto, Gubernur Militer Surakarta, menulis surat meminta Soedirman kembali ke Yogya. Pak Dirman luluh hatinya. Beliau menulis surat ke Presiden Sukarno: "Saya suka masuk Yogya dengan membawa amanah para komandan pertempuran: berunding di atas dasar Belanda meninggalkan Indonesia atau perang jalan terus." Inilah yang kemudian menjadi posisi delegasi Indonesia ke Konferensi Meja Bundar di Den Haag. Sewaktu delegasi menyatakan maksud Belanda untuk menjadikan KNIL sebagai tentara Republik Indonesia Serikat, Pak Dirman menegaskan TNI adalah tentara RIS. Kita tahu RIS hanya berumur satu tahun, kita kembali ke RI.
Yogi Supardi
Purnawirawan TNI AD
Jalan Metro Kencana V Nomor 35, Pondoh Indah, Jakarta Selatan
Artikel yang Anda maksud, berjudul "Penghormatan Terakhir di Semaki", cuma membahas permasalahan kesehatan Pak Dirman dan pengobatan yang ditempuhnya. Cerita tentang perang gerilya dan lainnya ada pada tulisan lain. Terima kasih.
– Redaksi.
Jawaban Citilink
Menanggapi surat Bapak Mukhlis Wibowo di majalah Tempo edisi 19-25 November 2012 berjudul "Hati-hati Naik Citilink", kami ingin menjelaskan sebagai berikut.
Pesawat Citilink dengan nomor penerbangan QG-663 yang berangkat pukul 20.20 Wita saat itu tak dapat beroperasi, sehingga penumpang dipindahkan ke QG-665, yang berangkat pukul 18.20 Wita. Bapak Mukhlis Wibowo tak mendapatkan informasi bahwa jam keberangkatan dipercepat. Sebagai pertanggungjawaban, District Manager Citilink di Lombok telah mencarikan penerbangan paling cepat setelahnya, yaitu Batavia Air pada 15 November 2012 pukul 07.00 Wita. Citilink juga menyediakan tempat penginapan dan konsumsi pada malam harinya.
Aristo Kristandyo
VP Marketing & Communications Citilink
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo