Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Guru besar emeritus sosiologi hukum Universitas Diponegoro, Prof Satjipto Rahardjo, meninggal pada Jumat pekan lalu sekitar pukul 09.10 di Rumah Sakit Pusat Pertamina Jakarta Selatan, akibat serangan jantung dan sakit paru.
Satjipto, 79 tahun, meninggalkan 4 anak, 14 cucu, dan 1 buyut. Jenazah pakar hukum Universitas Diponegoro, Semarang, ini dimakamkan di kompleks pemakaman keluarga besar Undip, Tembalang, Semarang, Sabtu 9 Januari, pukul 10.
Bob Nasution
Pengacara dan mantan jaksa Bob Rusli Efendi Nasution meninggal pada Jumat pekan lalu pukul 14.30. Jenazah disemayamkan di Jalan Gedung Hijau Raya Blok SD 13 Nomor 64, Pondok Indah, Jakarta Selatan, Sabtu 9 Januari.
Di bidang hukum, namanya melambung ketika menjadi ketua tim jaksa perkara jual-beli Tampomas II. Ketika menjadi pengacara, Bob pernah membantu Tommy Soeharto dalam kasus pembunuhan terhadap Syafiuddin Kartasasmita.
Bob juga dikenal sebagai sesepuh dunia otomotif. Dia menjadi Ketua Ikatan Motor Indonesia sejak 1995 hingga 2003.
Marwoto Mitrohardjono
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Bidang Kesejahteraan Rakyat ini meninggal akibat serangan jantung pada Ahad dua pekan lalu di Rumah Sakit Metropolitan Medical Center, Jakarta. Selama dalam perawatan, pria kelahiran Klaten, Jawa Tengah, 65 tahun lalu ini juga diketahui menderita diabetes dan tukak lambung. Jenazah dimakamkan di pemakaman umum San Diego Hills, Karawang, Jawa Barat.
Penghargaan
Kadariyah dan Endang Murtiningbudi
Dua seniman ketoprak senior ini mendapat penghargaan dari Komunitas Ketoprak Ringkes Tjap Conthong, Pemerintah Kota Yogyakarta, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Yogyakarta, Rabu pekan lalu. Kini Kadariyah, 81 tahun, dan Endang, 60 tahun, yang bermain ketoprak sejak kanak-kanak, telah pensiun.
Penghargaan
Abdurrahman Wahid
Lembaga riset politik, Charta Politika Indonesia, menganugerahi mantan presiden Abdurrahman Wahid dengan Lifetime Achievement Award. Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Bima Arya Sugiarto mengatakan penghargaan ini layak diberikan karena Gus Dur rajin berkomunikasi dengan rakyat kecil. Penghargaan diterima Inayah Wahid, putri Gus Dur.
”Kita anggota Panitia Angket berdiri sama tinggi, duduk sama rendah. Bicara sama kodok.”
Ruhut Sitompul, anggota Panitia Khusus Hak Angket Bank Century, beradu mulut dengan Gayus Lumbuun, Wakil Pimpinan Panitia Khusus, soal waktu bicara dalam rapat itu, Rabu pekan lalu.
”Kata siapa tinggiku sama kau, kau yang sopan.”
Gayus Lumbuun, menanggapi ucapan Ruhut, dalam rapat yang sama.
”Mereka dipilih bukan untuk marah-marah, tapi untuk memperjuangkan kepentingan rakyat.”
Todung Mulya Lubis, praktisi hukum, menyesalkan sikap kedua anggota Dewan Perwakilan Rakyat yang cenderung emosional, Kamis pekan lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo