<font size=4 color=#FF0000>25</font> Tahun Lalu

Kasus Roy Bharya: Repotnya Polisi
Menggugat Polisi, Menuntut KUHP
Tempo Edisi 23 Februari 1985

KORPS kepolisian digugat. Penyebabnya adalah sebuah kasus pembunuhan yang tak tuntas disingkap. Awalnya, kesigapan polisi menangkap para pelaku pembunuhan Roy Irwan Bharya sempat mendapat aplaus. Tapi belakangan, aparat hukum dituding sengaja tidak memproses tuduhan bahwa ayah tiri korban, Nur Usman, adalah dalang pembunuhan itu.

Kepala Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat Bob R.E. Nasution sampai tiga kali mengembalikan berkas perkara Nur Usman ke Polres Jakarta Pusat. Berkas polisi dianggap belum cukup kuat untuk sebuah tuntutan. ”Sebab, berkas perkara yang diajukan itu lebih lemah dari yang dulu saya kembalikan,” kata Bob Nasution.

Akibatnya, pihak kepolisian seperti tertampar. Bolak-baliknya kasus Nur Usman itu seperti menyulut sumbu kritik besar-besaran ke alamat korps kepolisian yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Pengacara Kaligis, misalnya, menuduh polisi menyalahgunakan wewenang sebagai satu-satunya instansi yang berhak melakukan penyidikan, sejak berlakunya KUHAP. Tidak kurang dari 47 perkara yang ditanganinya, kata Kaligis, tenggelam di tangan polisi selama tiga tahun KUHAP berjalan.

ARSIP

5 Juli 1950
Knesset, parlemen zionis Israel, mengesahkan Undang-Undang Kepulangan yang memberikan jaminan kaum Yahudi berimigrasi dan menetap di Israel.

6 Juli
Tiga pegawai Coca-Cola dituntut pengadilan Amerika Serikat melakukan pencurian dokumen resep rahasia perusahaan. Dua dari tiga petugas itu ditangkap agen FBI ketika hendak menjual dokumen ke PepsiCo.

8 Juli 2000
Novel Harry Potter and the Goblet of Fire diterbitkan serentak di beberapa penjuru dunia. Seri ini dinanti karena sang pengarang, J.K. Rowling, memberikan petunjuk mengenai kematian salah satu tokoh cerita. Buku ini mendapat anugerah Hugo Award setahun kemudian.

9 Juli 1941
Ahli pemecah kode asal Inggris memecahkan kode rahasia tentara Jerman dalam serangan udara di Eastern Front di barat Rusia.

11 Juli 1995
Pembantaian Srebrenica atas sekitar 8.000 orang muslim Bosnia dilakukan oleh tentara Serbia Bosnia pimpinan Jenderal Ratko Mladic, menjelang berakhirnya Perang Bosnia yang telah berlangsung tiga tahun.