ULAMA adalah ahli waris para nabi. Begitu Rasulullah bersabda. Karena itu, sikap dan perilaku ulama seharusnya meneladankan sikap dan perilaku Rasulullah. Namun, memperhatikan sepak terjang para ulama NU beberapa bulan terakhir ini dalam menyikapi pro-kontra tingkah laku Abdurrahman Wahid, saya jadi prihatin. Coba saja simak beberapa perkataan mereka dalam berita media massa: ?Allah akan melaknati mereka yang akan menggoyang Gus Dur? atau ?Gus Dur harus didukung karena masih berjalan dalam kebenaran.?
Menurut hemat saya, para ulama NU tersebut tidak selayaknya berkata demikian, yang seakan-akan menyatakan, ?Salah atau benar kata orang, bagi NU, Gus Dur pasti benar.? Menghadapi pro-kontra terhadap Gus Dur, seyogianya para ulama NU justru harus mendorong Gus Dur melakukan klarifikasi secara terbuka kepada umat tentang beberapa sepak terjangnya yang jadi sorotan. Misalnya tentang tuduhan korupsi kepada Laksamana Sukardi dan Jusuf Kalla, Bruneigate, Buloggate, pertemuannya dengan terpidana Tommy Soeharto, dan pernyataannya yang cenderung menyalahkan umat Islam dalam pertikaian berdarah di Ambon. Saya yakin, sekiranya para ulama mau menasihati Gus Dur agar melakukan klarifikasi seperti yang saya sebutkan di atas, umat ini akan respek terhadap para ulama. Hal ini terbukti, ketika Kiai Sahal Mahfud tetap menyatakan Ajinomoto haram kendati Gus Dur mengatakan halal, umat begitu hormat kepada sang Kiai.
HALAN SOWI
Meruya Selatan, Jakarta Barat
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini