Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kisah Bobolnya Bapindo
26 Februari 1994
CERITA ini meletus bulan lalu, anggota DPR dari Fraksi Karya Pembangunan, Baramuli, mengungkap keanehan penyaluran kredit Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) kepada pengusaha Eddy Tansil. Selama ini, Eddy tak dikenal sebagai konglomerat. Karena itu, ketika ia disebut punya kredit macet sampai Rp 1,3 triliun, orang terkesima.
Eddy dapat menemui Menteri Keuangan (waktu itu) Sumarlin berkat surat referensi dari Sudomo, Menteri Koordinator Politik dan Keamanan. Tudingan pun terarah kepadanya: seakan ada kolusi antara pengusaha dan pejabat tinggi. Dengan tangkas, Sudomo membantah. Surat referensi itu, katanya, sesuatu yang biasa karena isinya hanya memperkenalkan kepada orang bank bahwa Eddy itu pengusaha Indonesia yang sukses di Cina. Tiba-tiba, pekan lalu, Kejaksaan Agung turun tangan. Maman Suparman, bekas Wakil Kepala Cabang Bapindo di Jakarta, ditangkap. Setelah itu, Eddy Tansil menyusul masuk sel. Pelacakan Tempo menunjukkan soalnya bukan hanya kredit macet.
Sejak dua tahun lalu sebenarnya para direktur Bapindo mengetahui bank mereka dibobol oleh Eddy Tansil. Caranya dengan mengubah status letter of credit (L/C) yang dikeluarkan Bapindo. Si penerima L/C di Hong Kong—menurut akad adalah perusahaan pemasok mesin industri yang akan dibangun Eddy di Cilegon—diubah jadi perusahaan Golden Step Development, yang tak lain milik Eddy sendiri. Dan itu terjadi sedikitnya tiga kali, hingga dana yang diraihnya mencapai ratusan miliar rupiah. Tentu saja, ini semua dapat terjadi berkat kerja sama Eddy dengan orang-orang Bapindo.
Kini pembobolan bank terjadi lagi. Sejak pertengahan bulan lalu diketahui Bank Mega dijebol. Satu di antaranya dana milik PT Elnusa yang mencapai Rp 111 miliar. Selain itu, ada duit Rp 80 miliar milik Pemerintah Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara. Lagi-lagi melibatkan orang dalam bank.
ARSIP |   |
16 Mei 1929
Academy Award atau Piala Oscar—penghargaan paling bergengsi terhadap film di Amerika—pertama kali diberikan di Hollywood Roosevelt Hotel, Los Angeles, oleh Academy of Motion Picture Arts and Sciences. Sebenarnya, para peraih award telah diumumkan pada 18 Februari tahun itu.
17 Mei 1950
Dipelopori 13 penerbit nasional, Ikatan Penerbit Indonesia didirikan di Jakarta. Awalnya didorong semangat mengisi posisi penerbit asing yang memonopoli penerbitan, khususnya Belanda. Juga membantu pemerintah mencerdaskan bangsa.
18 Mei 1817
Prof Dr Caspar Georg Karl Reinwardt membangun Kebun Raya Bogor. Dengan luas 87 hektare, kebun itu memiliki koleksi sekitar 15 ribu jenis tumbuhan. Di sekitarnya, tersebar pusat-pusat keilmuan, seperti Bogoriense, Museum Zoologi, dan Pustaka.
19 Mei 1910
Ekor komet Halley melintasi garis bumi. Ini kontak paling intim antara bumi dan setiap komet dalam sejarah.
20 Mei 1908
Boedi Oetomo didirikan oleh mahasiswa STOVIA—sekolah dokter pribumi—dan tujuh sekolah menengah di Jawa. Pelopornya Dr Soetomo dan Dr Wahidin Soedirohoesodo.
21 Mei 1998
Presiden Soeharto menyatakan berhenti. Wakil Presiden B.J. Habibie menggantikannya dan menjadi presiden ketiga.
22 Mei 1973
Robert Metcalfe pertama kali mengirim data dari generasi awal komputer pribadi ke perangkat baru, printer laser. Data sistem komunikasinya, Ethernet Multipoint, mendominasi sebagian jaringan komputer standar hingga saat ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo