MENGHIDANGKAN foto berwarna merupakan salah satu kesulitan bagi TEMPO. Sifatnya sebagai majalah berita, yang terikat dengan kehangatan bahannya, membatasi ruang gerak kami untuk menyajikan foto berwarna. Tapi dengan adanya rubrik Selingan, terutama yang bertema kisah-kisah dari dalam negeri untuk memenuhi permintaan para pembaca, dan disertai perencanaan setahun yang lebih matang, majalah ini mulai tampak lebih berwarna. Setidaknya, sampai dengan nomor ini, sudah sembilan kali kami menghidangkan foto berwarna: dua kali di rubrik Selingan: tentang kehidupan wayang orang Februari lalu, dari cerita dari Kampung Naga yang terbit sekarang, serta sekali sebagai laporan utama tentang dunia mode, selebihnya berupa foto stopper. Menurut rencana sampai akhir tahun, kami masih akan menurunkan lagi tiga cerita dengan foto berwarna. Kesulitan lain adalah ketergantungan kami kepada jasa luar: dalam proses pengembangan film dan slides dan proses separasi warna. Sampai sekarang belum ada toko foto yang bersedia mencuci slides satu jam selesai, seperti cuci cetak foto berwarna, sehingga kami terpaksa menunggu paling cepat sehari. Sedangkan proses separasi, yang kini menjadi urusan percetakan, membutuhkan modal yang tidak kecil. Untuk mempercepat proses, bagian foto yang dipimpin oleh Ed Zoelverdi suatu hari datang dengan usul untuk mencuci sendiri film berwarna dan slides. "Biayanya masih terjangkau bujet foto," katanya. Usul Ed diterima, dan latihan khusus bagi personil Lab Foto, untuk menguasai kecakapan cuci cetak warna, diprogramkan, antara lain dengan meminta bantuan seorang ahli. Satu hambatan penting pun sudah teratasi: proses pencucian film berwarna dan slides bisa tetap jalan, sekalipun pada hari libur. Tak heran kalau Lab Foto kini dilengkapi aneka perabot baru. Juga di Dokumentasi Foto sedang berlangsung pembenahan, terutama menyangkut sistem yang menyediakan kemudahan untuk menemukan kembali foto yang tersimpan. Tak perlu kami rahasiakan, sebentar lagi sistem pencatatan indeks itu juga siap memasuki tahap komputerisasi. Awak foto juga meningkat, sekalipun tak sebanyak di redaksi. Dari 9 orang pada akhir 1982, kini menjadi 20. Di bawah redaktur foto, kini ada lima orang periset foto delapan orang di dokumentasi foto, lima di lab foto, dan seorang administrasi foto. Itu belum termasuk para pembantu (stringers) di lima Biro TEMPO. Kapling bagian foto, terletak di pojok Lantai III, Pusat Perdagangan Senen, pun di perlebar, antara lain dengan menggusur dapur dan sebagian kamar mandi kantor. Foto yang "menyita" hampir separuh dari isi majalah, perlu investasi yang lebih besar, memang. Itu salah satu langkah TEMPO untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan terhadap para pembaca.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini