Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO, 10 November 2002
Jamaah Islamiyah bagai hantu Pondok Indah, tidak jelas sosoknya tapi amat kondang. Ia masuk dalam daftar teroris yang diluncurkan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Colin Powell, bahkan menggambarkan kelompok ini punya sel-sel di Asia Tenggara. Tujuannya, kata dia, mendirikan negara Islam se-Asia Tenggara.
Lalu siapa pemimpinnya? Di mana markasnya? Ini yang kabur. Abu Bakar Ba'asyir, pengasuh Pesantren Al-Mukmin di Ngruki, Solo, dituding sebagai pemimpin spiritualnya oleh intelijen Singapura, tapi dengan mudah dia menepis. Dia tak mengenal Jamaah Islamiyah. "Semua itu fiktif," tuturnya.
Penjelasan agak gamblang datang dari peneliti Amerika Serikat, Sidney Jones. Dia bilang, Ba'asyir pernah dituduh mendirikan organisasi berna-ma Jamaah Islamiyah oleh pemerintah Indonesia pada 1978. Sang ustad memakai nama itu, kata dia, untuk kelompok pengajian "usroh". Ba'asyir juga pernah berhubungan dengan Jamaah Islamiyah di Mesir, yang diduga punya cantelan dengan Al-Qaidah.
Karena tidak ada bukti konkret, orang menduga nama Jamaah Islamiyah lebih merupakan rekaan kalangan intelijen. Ketua Tanfidz Majelis Mujahidin Indonesia, Irfan S. Awwas, yang mengenal betul Ba'asyir, menganalogikannya dengan nama Komando Jihad. Nama terakhir diciptakan Ali Moertopo, arsitek Orde baru, untuk kelompok yang bertujuan mendirikan negara Islam pada 1980-an.
Yang pasti, nama Jamaah Islamiyah tak pernah menghilang. Kini, kelompok tersebut kembali diburu. Kali ini generasi ketiga Jamaah Islamiyah diduga telah memiliki struktur organisasi baru di bawah komando Abu Dujana. n
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo