Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tempo, 17 April 1976
Mampirlah ke res-toran-restoran Indonesia sepan-jang pantai Singapura. Belakangan ini mereka kebanjiran tamu yang keba-nyakan adalah pedagang -Indonesia. Mereka mengung-si ke Singapura semenjak perang antipenye-lun-dupan dicanangkan Presiden Soeharto awal Feb-ruari lalu.
Kapal-kapal Singapura yang sering hilir-mudik ke Jakarta, Palembang, dan Medan kini banyak yang nongkrong di Telok Ayer. Menanti angin baik, buat melanjutkan tradisi yang sudah terbina sejak hari-hari konfrontasi 12 tahun lalu. Begitulah wartawan Singapura Ho Kwon Ping me-lukiskan suasana di bandar Asia Tenggara itu dalam majalah beken Far Eastern Economic Review, 16 Maret lalu.
Mereka boleh menanti da-tangnya angin baik itu sampai tua. Hingga ming-gu lalu sudah 36 orang pe-nyelundup yang di-Nu-sa-kambangan-kan. Sa-yan-g-nya,- dua jagoan tekstil yang kesohor di Ja-kar-ta, Nico J. Mohan yang agen Levi’s dan Gobin H. Chattani yang agen Jeans West, yang di-duga menye-lundup, sempat lolos ke Singapura.
Pemberantasan boleh di-lakukan, tapi aksi penye-lun-dupan tak pernah mati. Tem-po kali ini kembali me-ngo-rek kasus-kasus penye-lun-dupan—dari beras sampai limbah beracun—yang di-duga melibatkan nama Se-tya Novanto, pengusaha yang juga politisi Partai Golkar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo