Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SENGATAN kalajengking memang menyakitkan, tapi sengatan beracun itu ter-nyata juga bermanfaat. Tim peneliti Rumah Sakit Ce-dars-Sinai, California, Ame-ri-ka Serikat, memanfaatkan- bi-sa sengat kalajengking ku-ning Israel untuk menyembuhkan tumor otak.
Menurut Dr Adam Mamelak, ketua tim peneliti, sengat- ka-lajengking berfungsi seba-ga-i pengantar radioaktif yo-di-um yang bakal ditanam di sisasisa sel tumor otak atau Glio-mas. Terapi radioaktif- yodium ini dilakukan 14 hingga 28 hari setelah opera-si pengangkatan sel tumor inti. Penggunaan bisa sengat- kalajengking dinilai lebih efek-tif dibanding obat. De-ngan perantara obat, jejak radioaktif yodium hilang hanya dalam 24 jam. "Tidak seperti ekstrak lain, ekstrak racun sengat kalajengking kuning Israel dapat mengikuti aliran darah dan menempel pada sel tumor otak," ujar Adam.
Model terapi bisa sengat kalajengking ini sudah diuji-cobakan pada enam pasien di Cedars-Sinai selama 27 minggu. Sejauh ini, hasilnya positif. Setelah 35 ming-gu pascaoperasi, mereka te-tap bertahan hidup. Hanya 8 persen penyandang tumor otak yang dapat bertahan hidup hingga dua tahun.
Satu Kedipan 100 Juta Data
Seberapa cepat mata be-kerja? Tanyalah kepada- Vi-jay Balasubramsanian-. Ilmuwan dari Universitas Pennsylvania, Amerika Serikat, itu berhasil menghitung kecepatan mata mengirimkan jutaan data yang dire-kam retina menuju otak. Kata Vijay, kecepatan transmisi data dari mata setara dengan kecepatan koneksi Ethernet, yaitu 10 juta hingga 100 juta bit per detik. Itu artinya satu kedipan mata bisa mengi-rimkan 100 juta huruf.
Untuk menghitung kecepat-an itu, Vijay melakukan uji co-ba pada babi. Caranya, Vijay- menanamkan semacam elek-trode pada saraf mata ba-bi. Lalu, di depan mata diper-ton-tonkan video salamander- yang tengah berenang di- tang-ki air. Elektrode yang te-lah terpasang kemudian meng-hitung arus listrik yang di-keluarkan sel-sel mata babi.
Dia menghitung, paling tidak 100 ribu sel ganglion mata babi mentransmisikan 875 ribu bit informasi per detik ke otaknya. Berdasarkan data itu dia memperkirakan, mata manusia, yang mempunyai sel ganglion mata sepuluh kali lebih banyak dibanding mata babi, mempunyai kemamp-uan transmisi yang setara dengan kecepatan koneksi Ethernet.
Kala Cinta Tergantung Isi Perut
Kepada siapa Anda jatuh cinta sangat dipengaruhi isi perut. Dua peneliti asal Inggris, Dr Viren Swami dari Universitas College London dan Dr Martin Tovee dari Universitas Newcastle, menemukan bukti seberapa penuh isi perut mempe-ngaruhi "se-lera" laki-laki terhadap pe-rem-puan. Dari survei pada- 61 mahasiswa di berbagai universitas Inggris, ditemukan fakta: ternyata laki-laki yang tengah kelaparan le-bih tertarik pada perempuan dengan badan lebih gemuk dibanding saat perutnya terisi penuh.
Menurut Martin, laki-laki yang perutnya tengah keroncongan berat ternyata- juga tidak terlalu peduli de-ngan bentuk tubuh perempuan yang menarik perhatiannya. "Ketertarikan Anda bergantung pada kondisi fisiologis, tingkat gula darah, dan kondisi hormonal, yang kesemuanya dipengaruhi seberapa penuh isi perut Anda," kata Martin.
Sekarang keduanya te-ngah merancang survei seru-pa terhadap perempuan. Martin meramal, kemungkin-an hasilnya bakal berbeda jauh. Pasalnya, "Penelitian sebelumnya menunjukkan, bagaimana perempuan menilai tubuh orang lain terkait erat dengan bagaimana mereka menilai tubuh mereka sendiri."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo