Percayakah Anda kelompok dan pendukung radikalisme akan berkembang di Indonesia?
Ya
64,5%
351
Tidak
33,1%
180
Tidak Tahu
2,4%
13
Total
(100%)
544
SURVEI oleh Wahid Foundation menemukan data yang mengejutkan. Dari 1.520 responden yang dipilih secara acak-terukur di seluruh Indonesia, ditemukan bahwa 49 persen muslim dari responden itu resistan terhadap mereka yang berbeda. Komunis, lesbian, gay, biseksual, dan transgender adalah kelompok yang paling tak disukai.
Intoleran adalah cikal-bakal radikalisme. Dari jumlah itu, 7,7 persen bersedia mendukung gerakan tersebut. Seperti di Medan. Remaja 17 tahun masuk gereja, mencoba meledakkan bom, lalu hendak membunuh pendeta. Ia tak terkait dengan kelompok teror mana pun. Ia menjadi radikal karena pengaruh bacaan dan tontonan.
Apa yang terjadi di Suriah disimak oleh remaja-remaja semacam itu. Pengebom gereja itu takzim pada pemimpin Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), Abu Bakar al-Baghdadi. Ia mempelajari ideologi ISIS, lalu terpengaruh, dari bacaan di Internet.
Jajak pendapat di Tempo.co pekan lalu menegaskan angka-angka itu. Sebagian besar (64,5 persen) dari mereka yang terlibat dalam jajak pendapat percaya kelompok dan pendukung radikalisme akan berkembang di Indonesia. Sebab, ideologi ini menyebar dengan cara yang radikal ataupun menyusup melalui pelbagai informasi dan gerakan yang disebarluaskan melalui beragam media.
Indikator Pekan Ini
Setujukah Anda reklamasi Teluk Jakarta diteruskan? www.tempo.co.
Asas jurnalisme kami bukan jurnalisme yang memihak satu golongan. Kami percaya kebajikan, juga ketidakbajikan, tidak menjadi monopoli satu pihak. Kami percaya tugas pers bukan menyebarkan prasangka, justru melenyapkannya, bukan membenihkan kebencian, melainkan mengkomunikasikan saling pengertian. Jurnalisme kami bukan jurnalisme untuk memaki atau mencibirkan bibir, juga tidak dimaksudkan untuk menjilat atau menghamba ~ 6 Maret 1971