Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Setujukah Anda atas rencana pembatasan penggunaan kendaraan pribadi di Jakarta? | ||
Ya | ||
81,61% | 355 | |
Tidak | ||
17,01% | 74 | |
Tidak tahu | ||
1,38% | 6 | |
Total | 100% | 435 |
PEMERINTAH DKI Jakarta akan membatasi penggunaan kendaraan pribadi untuk mengatasi kemacetan. Rencananya, pembatasan kendaraan pribadi itu akan dilakukan dengan menerapkan sistem tarif di kawasan tertentu. Sistem ini akan diterapkan di jalur loop line yang sekarang dilintasi Kereta Ciliwung, ditambah jalur menuju Blok M, Jakarta Selatan.
Menurut Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, pembatasan penggunaan kendaraan pribadi itu akan diberlakukan setelah Jakarta siap dengan sarana transportasi massal yang layak.
Rencana ini mendapat dukungan dari Departemen Perhubungan. "Kami dukung 100 persen," kata Direktur Jenderal Perhubungan Darat Iskandar Abubakar. Dalam hal ini, Departemen Perhubungan akan memberikan dukungan dalam regulasi. Di antaranya dengan memasukkan soal pembatasan kendaraan pribadi ke dalam revisi Undang-Undang No. 12/1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Jajak pendapat Tempo Interaktif pada 18-25 Desember 2007 juga menunjukkan, mayoritas responden setuju atas rencana pembatasan penggunaan kendaraan pribadi di Jakarta (lihat tabel).
Komentar
Sudah seharusnya pemerintah lebih mengutamakan kepentingan umum dalam soal jalan raya. Apalagi Jakarta sebagai ibu kota yang aktivitasnya 24 jam. Kita lihat mobil mewah memenuhi hampir seluruh kawasan, dan ironisnya mobil mewah yang superjumbo hanya dinaiki oleh satu-dua orang.
Sugianto, Jakarta
Saya sangat setuju dengan pembatasan kendaraan pribadi atau pembatasan tahun kendaraan. Syaratnya: perbaiki dahulu sistem transportasi publik, perbanyak jalur busway juga feeder-nya, dan percepat pembangunan sky train dan subway.
Harjoso T., Semarang
Indikator Pekan Depan BENCANA banjir di musim hujan kali ini mulai merenggut korban jiwa, harta benda, serta kerusakan infrastruktur. Di Solo, ribuan rumah milik warga di sepanjang Bengawan Solo terendam banjir, menyusul meluapnya sungai tersebut. Di Sumatera, banjir yang terjadi pada Selasa, 25 Desember, di Padang, menyebabkan satu tewas terbawa arus dan dua masih hilang. Sementara itu ratusan keluarga yang rumahnya tergenang banjir mengungsi ke Pasar Lubuk Buaya, Padang. Adapun di kawasan Muara Baru, Jakarta Utara, sejak akhir November lalu, setiap hari terjadi banjir air laut. "Warga mulai sakit-sakitan, diare, dan gatal-gatal," kata Lurah Penjaringan, Budi Santoso. Menurut Anda, apakah persiapan menghadapi bencana banjir musim hujan kali ini sudah lebih baik? Kami tunggu pendapat dan komentar Anda di www.tempointeraktif.com |
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo