DR. H. Roeslan Abdulgani, Kamis pekan lalu, berusia 73. Para anak didiknya mengadakan selamatan di restoran Gedung Manggala Wanabakti, Senayan, Jakarta. Cak Roeslan, panggilan akrabnya, menlu 1956, dalam acara yang konon tak lazim baginya itu tampak berbahagia membagi-bagi tumpeng. Nyonya Rahmi Hatta, Nyonya Hardi, dan Nyonya B.M. Diah, antara lain, hadirin yang menerima itu. Bekas tokoh PNI, eks dubes RI di PBB dan doktor HC dari Unpad, Unair, dan IAIN Sunan Kalijaga, itu mengaku tak pernah bercita-cita menjadi orang penting. Namun, setelah pensiun dari pegawai negeri, 1972, anak keempat dari lima bersaudara keluarga Almarhum Haji Abdulgani -- seorang tokoh Serikat Dagang Islam -- itu masih dipercaya memegang jabatan penting. Jabatannya kini Ketua Tim Penasihat Presiden mengenai Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P-7). Masih penuh vitalitas, ia laris berceramah, menulis artikel, makalah, dan buku. Di saat senggangnya, kakek enam cucu itu suka olah raga jalan kaki, membaca, dan mendengarkan musik klasik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini