Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Etalase

Drone Tempur Paling Mematikan

7 Agustus 2017 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DI dunia sipil, pesawat tanpa awak (unmanned aerial vehicle/UAV), atau lebih dikenal dengan drone, biasa digunakan sebagai peralatan survei atau pemadam kebakaran. Dalam militer, pesawat tanpa awak lebih berfungsi untuk memata-matai atau menggempur daerah pertahanan musuh. Teknologi terus berkembang dan pesawat tanpa awak menjelma menjadi senjata mematikan. Kemampuannya dalam mendeteksi, mengidentifikasi, menyerang, dan melepaskan rudal membuat pesawat tanpa awak, yang dikontrol dari jarak jauh, makin diminati, termasuk oleh Indonesia. Dari sejumlah negara produsen, hanya Cina yang mengizinkan teknologinya digunakan Indonesia. Dalam pelbagai kesempatan, Presiden Joko Widodo menginstruksikan Kementerian Pertahanan membeli pesawat tanpa awak ini sebagai alat utama sistem persenjataan terbaru Indonesia.

MQ-9 Reaper (Predator B)
Bermesin turboprop, pesawat tanpa awak yang dirancang untuk berbagai misi ini mampu menjelajah hingga ketinggian 15.250 meter. Dengan kemampuan terbang selama 27 jam, pesawat ini mampu mengangkut peralatan tempur seberat 1.746 kilogram, antara lain rudal udara ke darat 114 Hellfire dan bom Unit-12 Paveway II, dalam sekali terbang.

Wing Loong II UAV
Pesawat tanpa awak buatan Chengdu Aircraft Industry Group di Cina ini dikenal dengan nama CAIG Wing Loong II dan dapat membawa rudal udara ke darat BA-7, bom dipandu laser YZ-212, bom antipersonel YZ-102A, serta bom dipandu LS-6 50 kilogram. Mampu terbang hingga ketinggian 9.000 meter selama 20 jam.

Predator C Avenger
Memiliki kemampuan daya jelajah jauh dan terbang tinggi, Predator C Avenger dapat melakukan survei dengan cakupan area sangat luas. Drone ini juga bisa diandalkan untuk penyerbuan di darat dan laut. Memakai mesin Pratt-Whitney PW545B turbofan, pesawat ini bisa terbang selama 18 jam.

MQ-8B Fire Scout
Dibuat di Amerika Serikat, pesawat tanpa awak ini mampu mendarat dan take-off secara vertikal. Didesain melakukan pengintaian, menentukan target tembakan dengan sinar laser, serta membantu pasukan memenangi pertempuran. Dalam perang Afganistan, pesawat ini terbukti efektif dan dapat terbang selama 7,75 jam.

Gray Eagle UAS
Dibuat oleh General Atomics Aeronautical Systems, inilah salah satu sistem pertahanan modern andalan Angkatan Udara Amerika Serikat. Kemampuan terbangnya mencapai 25 jam nonstop dengan ketinggian sekitar 8.800 meter di atas permukaan laut. Mampu membawa rudal hingga seberat 488 kilogram.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus