Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SEPERTI yang dikatakan Prof. Sudjoko dalam surat pembaca di Kompas beberapa hari lalu, perkembangan bahasa kita memang tidak menentu arahnya. Saya sendiri sudah menerima kata timbal sebagai kata yang baku dalam bahasa Indonesia. Namun, pembahasan tentang bahasa perlu dilanjutkan.
Akhir-akhir ini, pembentukan kata yang berasal dari kata asing ke dalam bahasa Indonesia sering berdasarkan unsur fonetiknya (seperti yang dilakukan di Malaysia) dan tidak berdasarkan makna asal katanya. Yang terjadi di Malaysia adalah adanya kata baisikal dari kata bicycle (sepeda) dalam bahasa Inggris, atau reidio untuk kata radio. Di Indonesia, kata fesyen dari fashion (mode) dan imel dari e-mail (surat elektronik yang dikirim melalui internet) sudah mulai diterima sebagai bentuk yang baku, padahal pembentukan kata berdasarkan unsur fonetiknya sungguh sangat superfisial dan dangkal. Terus terang saja, kata fesyen dan imel itu menurut saya norak sekali.
Saya harapkan, pakar-pakar bahasa kita mulai menaruh perhatian serius terhadap perkembangan bahasa kita, dengan mengembangkan wacana pembentukan kata yang lebih substansial dan mendalam. Saya pikir, pembentukan kata dari bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia perlu mempertimbangkan makna asal katanya.
AMIR SIDHARTA
[email protected]
Jakarta Selatan
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo