Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Surat Pembaca

Gaji Belum Dibayar

SAYA bekerja di pabrik kelapa sawit PT Hutan Alam Lestari di Desa Simpang Kubu Kandang, Kecamatan Pemayung, Kabupaten Batanghari, Jambi, sejak 11 Juli 2018. Hingga saat ini, saya dan karyawan lain belum menerima pembayaran kekurangan gaji Juni 2018 serta gaji Juli dan Agustus 2018. Sedangkan perusahaan sudah beberapa kali menjual crude palm oil dan cangkang.

22 September 2018 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Surat - MBM

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kami sudah meminta mediasi dan berkomunikasi dengan manajemen lewat surat agar perusahaan segera membayar kekurangan gaji tersebut. Bukannya mendapat kabar gembira, kami malah tidak dipekerjakan lagi. Kami boleh tetap bekerja, tapi dengan catatan tidak boleh menuntut lagi. Saya memilih mundur.

Karyawan yang memilih mundur dibolehkan tinggal sementara di perumahan karyawan hingga akhir September 2018 (pemilik perusahaan berjanji memenuhi semua hak karyawan pada akhir September 2018). Melewati Juli dan Agustus saja sudah sangat kesulitan, bagaimana kami bisa melewati September tanpa penghasilan?

Perusahaan juga tidak mengurus kepesertaan semua karyawan di Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan hingga Agustus 2018. Belum lagi ada beberapa klaim dana transportasi perekrutan dan pengobatan yang belum dicairkan sejak awal karyawan bekerja hingga saat ini.

Saya membutuhkan uang untuk ongkos pulang kampung. Kami membutuhkan mediasi dari Kementerian Ketenagakerjaan untuk menyelesaikan masalah gaji ini. Saya sudah menghubungi pemerintah melalui situs Lapor.id. Semoga ada balasan.

Rudi Purwana

Binjai, Sumatera Utara

Tanggapan XL

MENANGGAPI keluhan pelanggan atas nama Ibu Dwi melalui Tempo edisi 25 Juni-1 Juli 2018 berjudul “Potong Pulsa Kartu XL”, kami telah menghubungi beliau untuk memastikan persoalan yang dialami. Sebelumnya, pelanggan mengeluhkan pengurangan pulsa terkait dengan layanan tertentu yang tidak pernah diikuti. Atas keluhan ini, kami telah melakukan pengecekan dan selanjutnya memblokir layanan ring back tone di nomor pelanggan. Selanjutnya, kami mengembalikan pulsa pelanggan. Ibu Dwi telah menerima solusi tersebut sehingga permasalahan atau keluhan beliau dianggap telah terselesaikan dengan baik.

Tri Wahyuningsih

Group Head Corporate Communication PT XL Axiata Tbk

 

Waspada Provokasi

SESEORANG membuat akun Twitter dan Instagram dengan nama yang identik dengan agama tertentu. Akun palsu ini kemudian menghina Tuhan dan nabi agama lain. Dia juga membuat akun Facebook dan YouTube dengan identitas agama yang ia hina di Twitter serta Instagram itu. Kedua hinaan lalu viral. Orang dari komunitas dua agama tersebut memotret, lalu menyebarkannya di komunitas masing-masing. Situasi memburuk jika media memberitakan dengan judul menuduh, meskipun isinya mempertanyakan.

Begitulah cara adu domba bekerja. Mudahnya membuat akun media sosial membuat adu domba juga mudah dilakukan. Akun-akun yang mengadu domba ini mudah ditemukan. Tapi, jika unggahannya sudah viral, akun tersebut berganti nama dan menghapus unggahan itu guna menghilangkan jejak.

Maka jangan langsung percaya jika mendapat screenshot status atau percakapan di media sosial yang disebarkan lewat WhatsApp. Cek apakah akun media sosial tersebut palsu. Jika akun itu asli, laporkan ke aparat dan jangan menggeneralisasinya seakan-akan satu mewakili semua.

Sayangnya, pengecekan mendalam hanya bisa dilakukan mereka yang punya telepon seluler bagus, kuota, dan waktu luang berlebih. Kebanyakan orang kesulitan. Sopir taksi, dokter, teller bank, pramusaji, atau ibu yang baru saja melahirkan tidak punya cukup waktu untuk melacak kebenaran suatu kiriman di grup tertutup, seperti grup WhatsApp. Bahkan mungkin mereka tak sempat membaca peringatan yang disampaikan anggota grup atas konten hoaks tersebut.

Pengetatan syarat pembuatan akun media sosial, pendisiplinan pengusaha media sosial, penegakan hukum yang adil, serta literasi digital yang benar dan berkelanjutan adalah cara terbaik untuk melakukan pencegahan.

Apalagi, menjelang pemilihan presiden 2019, banyak konten tak bertuan beredar. Waspadalah, hati-hati terhadap konten yang kita produksi dan distribusikan. Gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan konten. Tinggalkanlah konten yang benar dan bermanfaat sebelum kita mati. 

Hariqo Wibawa Satria, MSi

Depok, Jawa Barat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus