Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Musik memang berdaya sihir tinggi. Melodinya, syairnya, sanggup mengisap segenap ruang kesadaran, terutama jika didengar di tengah suasana syahdu Ramadan. Itu sebabnya para musisi—contohnya Raihan, Opick, dan Ungu—seolah berlomba merilis album religius di bulan suci ini.
Jalan Kebenaran
(GIGI)
Grup band GIGI berada di depan dalam jalur ini. Dirilis akhir bulan lalu, Jalan Kebenaran adalah album religius keempat grup yang dipimpin Armand Maulana ini.
GIGI layak diacungi jempol lantaran menyuguhkan lagu religius dalam kemasan berbeda. Aransemen musik ala GIGI terasa kuat. Entakan drum Gusti Hendy dan betotan bas Thomas Ramdhan menghadirkan musik yang dinamis. Pada bagian riff, petikan gitar Dewa Budjana hadir dengan indah. Vokal Armand Maulana yang khas menjadikan keseluruhan album ini terasa asyik.
Lirik lagu dalam album ini juga patut dipuji—semua lagunya diciptakan GIGI. Resep lirik sederhana dan disarikan dari keseharian yang penuh fluktuasi keimanan tampil di sini. Maka jadilah Jalan Kebenaran, Rinduku Cintamu, Pemimpin Budiman, dan Dosa Ini sedap didengar.
Tiga Cangkir Teh
Three Cups of Tea adalah buku inspiratif yang layak menemani Ramadan Anda. Ditulis Greg Mortenson dan David Oliver Relin (diterbitkan Penguin Books, 2007), buku ini berkisah tentang kehidupan keras di pegunungan K2, Pakistan.
Kisah bermula pada 1993, saat Greg Mortenson, pemuda Minnesota, Amerika Serikat, mendidih darahnya hendak menaklukkan puncak K2. Mortenson muda tak sampai di puncak. Dia tersesat di Korphe, dusun kecil di labirin pegunungan. Orang Korphe memang melarat, tapi mereka sungguh hangat dan tulus. Cangkir demi cangkir teh manis mereka suguhkan untuk Mortenson, padahal gula adalah barang langka buat orang Korphe.
Sang pemuda menetapkan niat, suatu saat akan membangun sekolah bagi anak-anak Korphe. Maka dimulailah sebuah perjalanan kemanusiaan yang luar biasa. Tantangan demi tantangan tak membuat Mortenson patah. Dia terus gigih berjuang, membangun sekolah demi sekolah di ketinggian yang tak terbayang.
Masih Ada Waktu
(Ebiet G. Ade)
Bertajuk Masih Ada Waktu, album ini dirilis musisi senior Ebiet G. Ade dua pekan lalu. Seperti biasa, penyanyi 54 tahun ini masih setia pada musik yang simpel, dengan petikan gitar dan tiupan seruling, dan lebih mengutamakan kekuatan syair.
Ada 14 lagu dalam album ini. Tapi hanya nomor andalan Izinkan Aku Reguk CintaMu yang merupakan lagu baru. Sisanya lagu-lagu lama Ebiet yang diaransemen ulang. Penata musik Masih Ada Waktu (1987), misalnya, aslinya adalah Billy J. Budiardjo. Nah, aransemen lagu itu kini digarap ulang oleh Anto Hoed. ”Temponya diturunkan dan musiknya dibikin ringan,” kata Ebiet.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo