Hasani Abdulgani dan Aceh Forum

Saudara Hasani dalam Tempo edisi 8 Februari menulis "banyak" tentang Aceh Forum of New York dan saya pribadi. Terima kasih. Tulisan Anda menjadikan orang Aceh tahu bahwa saya lebih memilih berada bersama mereka, dengan segenap kedukaannya, daripada menjadi seperti Anda. Terpulang kepada rakyat Aceh untuk menilai apakah benar saya menari di atas penderitaan mereka. Satu hal yang pasti, menyusul surat Anda, saya menerima cukup banyak e-mail. Salah satunya cukup singkat: "Jafar, rupajieh inan pieh na chiet awak geutanyou nyang lagee nyan, euh!" ("Jafar, di situ pun rupanya ada orang kita yang seperti itu, ah!") Saya kurang mengerti apa yang si penulis maksud dengan "lagee nyan". Saya yakin pasti bukan "cuwak".

Sdr. Hasani, sebelum menanggapi sesuatu, ada baiknya membaca lebih dulu berita dimaksud secara teliti, agar tidak salah tanggap. Amerika jangan dibaca New York. Kalau Dr. Daud Raja menyatakan ada jaringan GAM di Amerika, jangan dibaca "ada jaringan GAM di New York". Sebab, bisa jadi yang dimaksud Daud dengan Amerika adalah Texas dan Utah, tempat 24 pengungsi politik Aceh, anggota GAM, asal Malaysia kini bermukim.

Lainnya, saran saya, "Kalau Anda tidak berbuat, tak usahlah "ngaku berbuat". Misalnya protes ke PBB. Bila pemerintah Indonesia berpikir bahwa itu benar, visa diplomat yang Anda pegang bisa terancam. Anda tidak perlu memikirkan ada-tidaknya dasar hukum gugatan AFNY. Apa Anda rugi kalau kami bermimpi?Tentang tuduhan Anda, saya "mengajak orang Aceh memberontak dengan semangat perang sabil", Anda keliru. Menurut saya, pemerintah dan ABRI-lah yang sedang melakukan itu—dengan meneruskan kebiadaban politik dan ekonomi terhadap rakyat dan tanah Aceh. Akhirnya, satu hal ingin saya tegaskan, "Ucapan inna lillahi... saja tidak lagi cukup atas kematian demi kematian dari rakyat Aceh."

Jafar Siddiq Hamzah
Koordinator Aceh Forum of New York
20-60 Steinway Street Apt. 2-R
Astoria, New York