MENYOALKAN keberadaan posko yang menjamur saat ini, serta mencermati pro dan kontra terhadapnya, saya rasa, posko-posko tersebut (melalui pemimpin partainya) bisa dibina dan dimanfaatkan secara optimal: di bidang kamtibmas, sebagai tempat penyaluran sembako, dan lain-lain.
Sebab, kita juga menyaksikan, partai baru yang telah mendaftar ke Departemen Kehakiman begitu banyaknya. Dapat dibayangkan seandainya setiap partai membuat posko sejenis. Negara kita akan dihiasi posko (yang saat ini didominasi salah satu warna saja) yang kelak warna-warni.
Kita memang harus mengakui, kreativitas masyarakat yang unik tersebut, selain dilaksanakan secara swadaya dan gotong-royong, tidak mengandung unsur pemaksaan.
Karena itu, saya sarankan, misalnya melalui kerja sama dengan Telkom, Pos dan Giro, PMI, ataupun Kepolisian RI, posko tersebut difungsikan. Lebih-lebih, mengingat zaman krisis moneter saat ini, yang mengakibatkan membengkaknya angka pengangguran, warga yang terkonsentrasi di posko bisa dimanfaatkan untuk hal-hal yang positif.
Dengan kacamata positive thinking, dan dengan dilakukannya pengawasan intern partai itu sendiri dan pengawasan ekstern, ekses negatif kehadiran posko tersebut bisa dihindari.
Jika partai politik pemilik posko tadi memanfaatkan poskonya dengan pola di atas, jelas aktivitas parpol tersebut menjadi menarik, sejuk, dan bermanfaat, sekaligus membantu pemerintah.
Iswandono Poerwodinoto
Jalan Malaka 160, Durensawit
Jakarta 13460
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini