Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Surat Pembaca

Impian lain seharga 1 triliun

Ralat untuk tulisan tempo, 5 maret '94, hal. 69 (ekbis), hal. 51 (seni rupa). dan tempo, 19 maret '94, hal. 60 (luar negeri).

26 Maret 1994 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

1. Ada kesalahan dalam tulisan "Impian Lain Seharga 1 Triliun" (TEMPO, 5 Maret, Ekonomi dan Bisnis). Tulisan tersebut mengatakan bahwa Dirut IPTN, B.J. Habibie, membingungkan para wartawan di Singapura, karena belum tuntas bicara tentang proyek ANS, ia sudah berpindah ke topik lain. Sebenarnya tak begitu. Seharusnya, di situ tertulis, bahwa ketika dunia akademis masih mengkaji kehebatan satelit navigasi ANS, B.J. Habibie sudah membayangkan bagaimana semua pesawat yang lalu lalang di angkasa Republik Indonesia bisa sepenuhnya dimonitor oleh satelit ANS tersebut. Jadi, Habibie tidak menyinggung soal ANS ketika diwawancarai wartawan Singapura. Kepada Pak Habibie, kami mohon maaf. 2. Keterangan foto Seni Rupa TEMPO 5 Maret, halaman 51: "Tanpa Judul" karya Herry Hediyanto, seharusnya karya Hedi Harriyanto. 3. TEMPO 19 Maret, Luar Negeri, terdapat teks hilang yang cukup banyak di halaman 61, sehingga identitas Dato' Ismail bin Haji Ibrahim, yang dipasang fotonya, tak diketahui. Seharusnya, sesudah alinea terakhir di halaman 60 ("Mestinya sukses Kohilal langsung atau tak langsung berutang budi pada kibijakan Perdana Menteri Mahathir Mohamad"), sebelum kalimat awal di halaman 61 ("strilisation from An...") di awal halaman 61, terdapat kalimat berikut: "yang menggarisbawahi semangat Islam di Malaysia di tahun 1988. Ketika itu Mahathir, misalnya, menegaskan hanya syiar Islam yang boleh didengungkan lewat radio dan televisi. Mahathir bercita-cita memajukan umat Islam Malaysia agar bisa memimpin perkembangan ekonomi yang sampai beberapa lama lalu masih dikendalikan oleh keturunan Cina. Umumnya umat Islam Malaysia masih enggan memanfaatkan lembaga keuangan modern yang dianggapnya menjalankan sistem riba. Menurut Profesor Khoo Kay Kim, sejarawan dan pakar Islam dari University of Malaya, di tahun 1920-an Sultan Iskandar dari Perak sudah mencoba membuat terobosan dalam hal ini. Ia maklumatkan bahwa bunga dalam kegiatan koperasi perkreditan tidak bertentangan dengan Islam: itu bukan riba. Tapi hasil maklumat tak seperti diharapkan, orang tetap enggan menjadi anggota koperasi. Karena itulah Mahathir mencetuskan ide bank Islam, dan mengimbau agar bank-bank umum membuka pula loket pelayanan sistem bank Islam. Sistem yang oleh Anwar Ibrahim dijabarkan menjadi Sistem Perbankan Tanpa Faedah itu. Dan ternyata sukses. Sekadar contoh, BIMB misalnya, tahun lalu memberikan keuntungan pada nasabah 3,99% naik dari tahun sebelumnya yang 3,65%. Dan untuk memodernkan sikap umat Islam Malaysia dalam hal yang berkaitan dengan ekonomi ini, Mahathir menjalankan "propaganda" cukup serius. Misalnya, khotbah-khotbah tentang agama Islam di televisi dan radio, yang biasanya topiknya menitikberatkan masalah ketuhanan, diganti menjadi masalah ekonomi. Misalnya, tentang etika pasar modal dan manajemen menurut Islam. Bulan Juli 1992, Mahathir pun mendirikan IKIM (Institut Kefahaman Islam Malaysia). Lembaga yang menempati bangunan megah berarsitektur paduan Melayu dan Timur Tengah di dekat kompleks pemerintahan ini punya program menumbuhkan pemahaman baru antara Islam dan isu-isu strategis (industrialisasi, misalnya), hubungan antaragama, fungsi media massa, dan gambaran tentang Islam dan umatnya. Selain mengadakan seminar, IKKIM juga menerbitkan buku, antara lain Industrialisation from An Islamic Perspective ...." dan seterusnya seperti tertulis di halaman 61.Kepada para pembaca kami mohon maaf atas kesalahan teknis ini. -- Red.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum