SETELAH pekan lalu kami menyajikan Laporan Utama tentang AIDS yang telah masuk di Indonesia, kami mendapat berbagai informasi yang lebih lengkap dari berbagai pihak. Berdasarkan keterangan itulah kami kemudian memutuskan untuk, sekali lagi, menuliskan Laporan Utama mengenai AIDS. Kami pun memaklumi penjelasan Menteri Kesehatan Soewardjono Soerjaningrat bahwa AIDS belum ada di Indonesia. "Yang ada AIDS Related Complex," kata Menteri. Atau, ARC itu baru gejala ringan AIDS dengan tanda positif pada pemeriksaan darah, dan penderitanya mungkin masih bisa disembuhkan. Bahkan, penjelasan Menteri, yang diikuti wartawan kami yang kebetulan bertugas mengumpulkan bahan untuk Laporan Utama ini, juga membantah bahwa pasien wanita yang meninggal di RS Islam. Jakarta 7 Januari lalu adalah korban AIDS. Kalau pekan ini kami menurunkan lagi Laporan Utama mengenai AIDS, itu bukan berarti kami ingin mengada-ada. Seperti kami sebutkan di atas, kami mendapatkan cerita baru lagi yang menarik untuk disampaikan kepada para pembaca. Misalnya, ada laporan dari rumah sakit itu tentang kasus AIDS. Laporan RSIJ itu tertanggal 21 Januari 1986. Bahkan beberapa sumber, seperti Ahli Penyakit Dalam dr. Pudji Rahardjo yang merawat pasien wanita yang meninggal tiga bulan lalu itu, setelah berdiskusi panjang dengan Hematolog Zubairi Djoerban dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, berkesimpulan: AIDS telah ada di Indonesia. Tentu ada alasan kuat mengapa beberapa dokter ahli sampai bersiteguh begitu. Mereka, seperti juga TEMPO, sebenarnya ingin memberitahukan kepada khalayak agar paham betul tentang bahaya AIDS, yang mampu melumpuhkan sistem pertahanan tubuh manusia. Juga, apa saja tanda-tanda penyakit fatal itu, dan bagaimana menghindarinya. Departemen Kesehatan RI segera memeriksakan darah wanita yang meninggal itu ke rumah sakit tersohor di Washington DC, AS, Walter Reed. Prof. A.A. Loedin, yang mengepalai tim peneliti AIDS di Indonesia, menurut rencana, akan mengungkapkan hasil pemeriksaan tadi kepada pers, hari Rabu ini. Kepada wartawan TEMPO, Selasa lalu, Prof. Loedin ada mengemukakan hasil tersebut, seperti bisa dibaca dalam Laporan Utama ini. Laporan Utama kali ini yang terasa lebih lengkap dari Laporan Utama pekan lalu tentang AIDS, juga mengungkapkan keputusan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dalam simposium AIDS 1985, dan keterangan dari American Medical Association. Redaksi TEMPO sendiri mencoba mengontak RS Walter Reed untuk memperkaya bahan tulisan. Peter Esker, petugas Humas Walter Reed, dalam pembicaraan per telepon dengan Koordinator Biro LN, Didi Prambadi, Selasa pagi lalu, belum bisa bicara banyak, sekalipun berjanji akan meneleks TEMPO kalau memperoleh perkembangan yang berarti. Seperti juga minggu lalu, tim Laporan Utama yang kami turunkan kali ini hampir tak berbeda: Jim Supangkat, Marah Sakti, Amran Nasution, Agus Basri, Ahmed Soeriawidjaja, Bambang Harymurti, Moebanoe Moera, dan Gatot Triyanto.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini