Tulisan TEMPO dalam rubrik Nasional tentang kemelut sekitar Kongres HMI XVI (TEMPO, 29 Maret), sebenarnya sudah bisa menjadi tolok ukur pengkajian terhadap organisasi mahasiswa terbesar di Indonesia ini, apa dan bagaimana sesungguhnya kekisruhan yang terjadi di dalamnya. Dari analisa TEMPO meneenai kepemimpinan Harry Azhar Aziz, dapat ditarik kesimpulan betapa Harry telah melangkah sedemikian jauh dari rel-rel organisasi yang telah disepakati bersama. Tindakan inkonstitusional itu terlihat dari ketidakkonsistenan Harry dalam mengambil beberapa keputusan organisasi. Tolong simak sekali lagi, ucapan Harry yang mengatakan, Ia akan menjadi orang pertama yang akan mempertahankan bila dasar Islam dalam HMI digeser kedudukannya dengan Pancasila. Menyadari kondisi demikian, beberapa anggota HMI, termasuk saya pribadi, yang masih committed dengan putusan Kongres XV di Medan, mengambil inisiatif untuk mengambil beberapa langkah dalam upaya menyelamatkan tubuh organisasi. Anehnya, kemudian, kelompok yang bergabung dalam Majelis Penyelamat Organisasi (MPO) ini, ditulis TEMPO, sebagai "kelompok pembangkang" dalam tubuh HMI. Saya rasa, sebutan tersebut hanya pantas ditujukan kepada Sdr. H. Harry Azhar Aziz, mengingat beberapa ucapannya yang amat oportunistis selama ini. IRSYAD MUKHTAR, S.H. Karanganyar, Jalan D. II RT. 007/001 Nomor 18 Jakarta Pusat
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini