Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Surat Dari Redaksi

Isma sawitri dan bambang bujono

Dua redpel tempo, isma sawitri dan bambang bujono terpilih sebagai pengurus dewan kesenian jakarta periode 1990-1993. mereka yang tidak asing lagi dengan dunia seni harus membagi waktu untuk bekerja.

14 April 1990 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KETIKA pertama terbit, 19 tahun yang lalu, sederet nama redaksi TEMPO telah dikenal sebagai seniman. Misalnya Goenawan Mohammad, Isma Sawitri, dan Bastari Asnin (almarhum) sudah dikenal sebagai penyair dan penulis cerita pendek. Putu Wijaya adalah dramawan dan juga sastrawan. Oleh sebab itu, sejak lahir kami cukup besar menaruh perhatian pada berita-berita kesenian, selain menyajikan resensi teater, seni rupa, atau film. Tak banyak memang pembaca -- berdasarkan survei yang kami lakukan beberapa kali -- yang menyukai rubrik Seni di TEMPO. Tapi kami merasa perlu menghadirkannya. Tak lengkap, rasanya, sebuah masyarakat tanpa kesenian. Pertimbangan menumbuhkan semangat cinta kesenian itu pulalah yang membuat kami beberapa kali mengangkat peristiwa kesenian sebagai Laporan Utama -- di antaranya pemunculan Penyair Rendra, festival film, sampai festival tari tradisional yang diselenggarakan oleh Dewan Kesenian Jakarta. Karena itu, kami merasa bangga ketika dua Redaktur Pelaksana TEMPO, Isma Sawitri dan Bambang Bujono, dilantik Gubernur DKI Jakarta, Wiyogo Atmodarminto, sebagai pengurus Dewan Kesenian Jakarta periode 1990-1993, Jumat dua pekan lalu. Kedua anggota redaksi TEMPO memang bukan orang yang asing dengan dunia kesenian. Isma, yang sudah menulis puisi sejak duduk di bangku SMA, di tengah kesibukan kerja rutin sekarang masih sempat menulis puisi untuk majalah sastra Horison. Ia juga rajin menulis resensi film. Bambang, yang beranjak dari dunia seni lukis, juga masih tetap aktif mengamati perkembangan kesenian -- terutama seni lukis. Bersama Jim Supangkat, pematung yang kemudian dikenal sebagai salah seorang pencetus Seni Rupa Baru pada 1977, ia adalah "konsultan" seni rupa di TEMPO. Tapi sehari-hari di TEMPO, Isma dan Bambang tak mengurusi rubrik yang bersangkut-paut dengan kesenian rubrik Seni sekarang ini diurus oleh wartawan dari pulau kesenian, yakni Bali, bernama Putu Setia. Sementara itu, Isma adalah Redaktur Pelaksana yang membawahkan rubrik Ekonomi & Bisnis, Media, dan Gaya Hidup. Bambang membawahkan rubrik Luar Negeri, Agama, Selingan, dan Memoar. Meski keduanya harus menyisihkan waktu untuk tugas tambahan sebagai anggota DKJ, mereka tak merasa itu sebagai beban, melainkan kewajiban. Orang-orang TEMPO yang pernah menjadi anggota DKJ tentu bukan cuma mereka berdua. Bahkan Pemimpin Redaksi TEMPO, Goenawan Mohamad, sudah duduk dalam keanggotaan DKJ ketika dewan itu pertama dibentuk, 1968 tiga tahun sebelum TEMPO terbit.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus