Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendapat

Tak harus angkatan muda

Pendapat sumitro bahwa usia ideal calon presiden 45-50 tahun dianggap kurang pas. presiden/wakil presiden bukan pegawai negeri karenanya tak mengenal batas usia pensiun. yang penting memenuhi syarat.

14 April 1990 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SAYA kurang sependapat dengan Jenderal (Purn.) Soemitro yang mengatakan: "Jangan ambil Generasi '45" untuk calon presiden mendatang. Beliau menyebut usia 45-50 tahun paling ideal untuk calon presiden (TEMPO, Nasional, 7 April). Pendapat ini kurang pas karena presiden, wakil presiden, dan menteri bukan pegawai negeri karena tak mengenal pembatasan usia pensiun. Menurut saya bisa saja dari Angkatan '45 asal sehat jasmani, rohani, dan tidak loyo serta memenuhi syarat lain yang ditentukan TAP MPR untuk jabatan presiden itu. Lihatlah Reagan. Bahkan Bush, Gorbachev dalam usia tua mampu menjadi penguasa dari negara adidaya. Wanita besi Margaret Thatcher dan Pak Harto sendiri di atas 50 tahun tampil mampu begitu mengesankan memimpin negaranya masing-masing. Coba kita saksikan dalam layar kaca TVRI kalau Pak Harto dalam temu wicara. Bicara beliau lancar mengalir, hafal angka dan jenis produksi pertanian. Dan maaf (sekali maaf) kepada Pak Mitro, jangan karena Pak Mitro dari Angkatan '45 dan kini di luar panggung dan pentas politik yang pernah mengundurkan diri dari jabatan penting di negeri ini ingin mengajak teman-teman dari Angkatan '45 untuk juga seperti Pak Mitro. Tapi bagaimanapun saya tetap kagum kepada Anda karena Anda adalah salah satu jenderal intelektual dan intelektual yang jenderal di negeri ini selain dari Pak Nas, Pak Sim (alm.), Pak Hasnan Habib, Pak Sayidiman, dan sebagainya. Sampai sekarang masih ada kata-kata Bapak ketika menjadi Pangkopkamtib yang masih terngiang-ngiang di telinga saya: Yang mengharap tidak dapat, yang dipersiapkan tidak jadi, dan yang tidak disangka-sangka muncul. Mungkin untuk satu dasawarsa lagi ucapan Bapak ini masih valid. Akhirnya saya mendoakan Bapak tetap berjaya dalam bisnis dan jangan lupa terus menulis untuk negeri ini. NASROEN YASABARI Jakarta

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus