Dalam tulisan "Tanah-Tanah Tujuh Koridor" (TEMPO, 22 Juni 1991, Laporan Utama) Margaret Scott, redaktur majalah Far East- ern Economic Review, begitu terkesan melihat sosok Jakarta yang rimbun dengan hutan beton, sampai-sampai ia menjulukinya "Los Angeles di daerah tropis". Dalam hal ini, apakah TEMPO tidak salah persepsi terhadap "kekaguman " Margaret Scott? Sejauh saya ketahui, Los Angeles adalah kota yang dijadikan contoh, "bagaimana tidak membangun sebuah kota". Kota itu dijuluki sebagai sprawling city, yang artinya sebagai kota permukiman yang bertebaran secara tak teratur dengan menempati banyak ruang. Akibatnya, banyak penduduk LA terpaksa berkendaraan berpuluh-puluh kilometer untuk mencapai tujuan perjalanan mereka. Tentu ini tak berlaku jika mereka sekadar belanja di supermarket dekat rumah. Tampaknya, keadaan itu disebabkan oleh perkembangan kota yang searah mirip pita (ribbon development). Di samping itu, kurang diterapkannya pembangunan jaringan jalan (road network) sebagaimana lazimnya sebuah kota. Nah, dalam kaitan dengan perkembangan Jakarta, apakah jalur Jakarta Kota-Jatinegera-Cijantung-Cimanggis-Depok-Cibinong merupakan ribbon development? Untuk itu, saya berharap agar para pakar menjelaskan soal ini. S. HARMONO Jakarta
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini