Saya berlangganan TEMPO sejak belasan tahun yang silam. Selama itu pula, saya tak pernah melewatkan artikel resensi seni rupa yang ditampilkan TEMPO. Mulai dari peresensi Putu Wijaya, Bam- bang Bujono, Agus Dermawan T., Jim Supangkat, Mohamad Cholid, sampai Sanento Yuliman. Namun, dalam beberapa bulan ini, TEMPO hampir tak menampilkan berita tentang seni rupa. Saya merasa kehilangan. Padahal, sekarang ini, tampaknya seni lukis Indonesia berkem- bang di banyak sektor: kreativitas, aktivitas, dan bursa. Saya pikir, ini adalah momentum yang bagus untuk disimak. Apalagi di tengah hiruk-pikuknya berita politik, ekonomi, dan kriminal, kehadiran resensi seni rupa memberikan kebahagian tersendiri bagi saya. Mohon TEMPO mengaktifkan lagi rubrik seni rupa. SUTEJA NEKA Pendiri dan Kepala Museum Neka Ubud -- Bali
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini