Pada 24 April 1992, saya dan rekan saya, seperti biasanya, pergi makan ke Sarinah Jaya pada pukul 12.00. Ketika saya sampai di Melawai Plaza, saya terkejut karena tibatiba tiga orang yang tidak saya kenal menodongkan pisau kepada rekanrekan saya dan minta mereka menyerahkan dompet mereka. Tanpa bisa berbuat apaapa, dompet diserahkan dan ketiga orang itu langsung lari. Bisa Anda bayangkan, kejadian itu dilakukan di siang hari, dan orang-orang sekeliling hanya memandang dan menyaksikan tanpa peduli. Pada 1 Mei 1992, terulang lagi kejadian yang sama di halte bus Melawai, depan Bakmi Gajah Mada. Ketika itu rekan saya pulang kantor kira-kira pukul 18.00, ia ditodong oleh enam orang tanpa bisa berbuat apa-apa. Maka, melayanglah kalung yang ia kenakan. Juga, pada 8 Mei 1992, kejadian serupa terulang lagi. Ketika teman-teman saya pulang kantor sambil menyeberang jalan, tibatiba dijambret oleh orang bersepeda motor. Saya merasa prihatin dengan kejadian ini. Kebetulan lokasi kantor saya berada di Jalan Melawai Raya. Haruskah saya dan rekan-rekan merasa ketakutan setiap harinya? Untuk itu, saya mengimbau Bapak Kapolres Jakarta Selatan agar mengamankan jalur tersebut. Juga kepada masyarakat, agar tidak memakai perhiasan yang berlebihan, sehingga tidak mengundang para penodong untuk berbuat lebih nekat. SOFIE YULIANTI Bank Universal Jalan Melawai Raya 7-A Jakarta Selatan
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini