Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Anda, apakah tepat bila Presiden Yudhoyono menimpakan tanggung jawab atas kemacetan Jakarta kepada Gubernur DKI Joko Widodo?
|
||
Ya | ||
10,3% | 273 | |
Tidak | ||
88,6% | 2.343 | |
Tidak Tahu | ||
1,1% | 28 | |
Total | (100%) | 2.644 |
Yahoo Indonesia
Menurut Anda, apakah tepat bila Presiden Yudhoyono menimpakan tanggung jawab atas kemacetan Jakarta kepada Gubernur DKI Joko Widodo?
|
||
Ya | ||
13% | 519 | |
Tidak | ||
85% | 3.332 | |
Tidak Tahu | ||
2% | 54 | |
Total | (100%) | 3.905 |
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melempar tanggung jawab kemacetan di Ibu Kota kepada Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. "Saya seperti tertusuk bertemu dengan teman-teman perdana menteri. Saya tidak enak ditanyakan solusi. Yang harus menjelaskan bukan saya, tapi gubernurnya," kata Yudhoyono. Presiden, yang dikeluhi para pemimpin negara dalam pertemuan East Asia Summit 2013, kemudian menjelaskan bahwa sistem pemerintahan di Indonesia adalah desentralisasi. Setiap kepala daerah bertanggung jawab dan harus mengambil kebijakan terhadap masalah yang terjadi di daerahnya. Banyak yang menganggap pernyataan Yudhoyono dan petinggi Partai Demokrat itu menyudutkan Jokowi, sehingga muncul spekulasi tentang persaingan di kursi presiden 2014. Beberapa pengamat sepakat persoalan kemacetan bukan hanya tanggung jawab Jokowi. Apalagi pemerintah pusat telah mengambil alih persoalan kemacetan pada 2010 melalui instruksi wakil presiden, yang berisi 17 langkah untuk menangani kemacetan Jakarta. Kesalahan dan tanggung jawab bukan semata di pundak Jokowi. Hasil jajak pendapat di situs berita Tempo.co dan portal Yahoo! Indonesia serupa. Publik menganggap kurang tepat bila Yudhoyono menimpakan tanggung jawab kemacetan Jakarta kepada Jokowi. l
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
Edisi 24 Maret 2014 PODCAST REKOMENDASI TEMPO surat-pembaca surat-dari-redaksi angka kutipan-dan-album kartun etalase event Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Asas jurnalisme kami bukan jurnalisme yang memihak satu golongan. Kami percaya kebajikan, juga ketidakbajikan, tidak menjadi monopoli satu pihak. Kami percaya tugas pers bukan menyebarkan prasangka, justru melenyapkannya, bukan membenihkan kebencian, melainkan mengkomunikasikan saling pengertian. Jurnalisme kami bukan jurnalisme untuk memaki atau mencibirkan bibir, juga tidak dimaksudkan untuk menjilat atau menghamba ~ 6 Maret 1971 Jaringan Media © 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum |