SEKITAR 300 lelaki dan perempuan, orang tua dan anak-anak, ramai-ramai menggenjot sepeda sejauh 40 km. Mereka start dari perumahan Bintaro Jaya, di kawasan selatan Jakarta, lalu melintasi Cinere, Ciganjur, Warung Buncit, Mampang, Kebayoran Lama, dan pulang lagi ke Bintaro Jaya. Bersepeda ramai-ramai Minggu pagi pekan lalu itu merupakan salah satu kegiatan untuk memperingati ulang tahun ke-16 Majalah Medika. Kegiatan lainnya, Sabtu pekan ini, akan berlangsung sebuah seminar dengan topik: masalah per-umahan dan kesehatan. Masih ada seminar lain, dan tampaknya cukup menarik, yang akan membahas penggunaan kondom sebagai alat kesehatan dan kesejahteraan keluarga. Ini akan berlangsung pada 7 Juli mendatang, dengan pembicara Haryono Suyono, Kepala BKKBN. Kami memang terlibat dalam berbagai kerepotan ini, sebab Me- dika dan TEMPO masih punya hubungan "darah". Setidaknya, Medika masih punya hubungan dengan PT Grafiti Pers, perusahaan yang menerbitkan TEM-PO. Karena usianya, majalah bulanan ini bisa disebut adik, sebagaimana adik-adik TEMPO yang lain seperti Jawa Pos dan Matra, atau Swasembada. Tapi ada yang lain dari Medika, majalah ilmiah kedokteran dan farmasi ini. Sejak diterbitkan enam belas tahun yang lalu, majalah ini tak dikelola dengan orientasi bisnis. Coba, ia disebarkan kepada para dokter dan kerabat kerja kesehatan lainnya, secara gratis alias tanpa bayar. Paling untuk (sekadar) pengganti ongkos kirim majalah itu dari Jakarta, para pelanggan diminta mengirimkan ke Medika Rp 18.000 per tahun (untuk 12 nomor majalah). "Kiriman yang cuma Rp 18.000 setahun itu pun tak selalu lancar," ujar Pemimpin Redaksi Medika dr. Kartono Mohamad. Semua itu memang dicoba ditomboki dengan pendapatan dari iklan, meski kata Manajer Umum Najib Salim, "Iklan di Medika masih belum memuaskan." Mungkin iklan agak seret karena oplahnya (kini 16.000 eksemplar) sulit ditingkatkan. Tapi tak apalah, karena memang majalah ini diterbitkan lebih merupakan pengabdian pada masyarakat kedokteran daripada mengejar rupiah -- meski tak berarti para pengelolanya senang kalau ternyata merugi. Majalah ini khususnya ditujukan pada para dokter. Setelah meninggalkan kampus, apalagi kalau ia bertugas di daerah terpencil, biasanya seorang dokter jauh dari fakultas dan jauh dari perpustakaan. Mereka sulit memperolah berbagai informasi perkembangan dunia kedokteran. Maka, Medika mencoba menjadi media komunikasi perkembangan ilmu kedokteran dengan para dokter -- terutama yang mendi-ami daerah terpencil. Untuk melengkapi misi ini, se-jak 11 tahun yang lalu, setiap tahun Medika memberikan "Medika Award", yang merupakan penghargaan terhadap tulisan ilmiah yang dimuat di majalah itu Medika Award diberikan pada tiga jenis tulisan: artikel, tinjauan pustaka, laporan dari puskesmas. Ini dimaksudkan agar para dokter terangsang menulis secara ilmiah, mengadakan riset serta studi kepustakaan. Dalam puncak peringatan ulang tahun, 15 Juli mendatang, Medika Award tadi akan dibagi-bagikan kepada pemenangnya yang merupakan hasil seleksi dari puluhan artikel dan penelitian ilmiah dimaksud.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini