ADA beberapa hal yang tampaknya perlu dikoreksi pada artikel di Laporan Khusus TEMPO Edisi 29 Januari-4 Februari 2001 yang berjudul Dan Mereka Kini Bersaksi....
Pertama, dalam tulisan itu disebutkan bahwa Wisnoe Djayengminardo, yang ketika peristiwa G30S terjadi menjabat Komandan Wing Ops 001 Halim Perdanakusuma, berpangkat kolonel udara purnawirawan. Sebenarnya pangkat terakhir Wisnoe Djayengminardo adalah marsekal muda TNI, pensiun pada 1984 (lihat: Wisnu Djajengminardo, Kesaksian: Memoir Seorang Kelana Angkasa, 1997, halaman 141).
Kemudian, Laporan Khusus TEMPO itu mengutip kecurigaan Subandrio bahwa pada malam menjelang penculikan para jenderal, Soeharto sesungguhnya menginap di Makostrad untuk mempersiapkan pasukan yang berangkat ke Lubangbuaya. Selanjutnya tertulis, ?Benarkah demikian? Satu-satunya saksi yang bisa menjawab mungkin adalah Umar Wirahadikusumah, karena sebagai panglima, seharusnya dia mengetahui siapa saja yang hadir di Makostrad.? Yang jelas, saat peristiwa G30S, Umar Wirahadikusumah adalah Panglima Kodam V/Jaya. Panglima Kostrad waktu itu tentu saja Mayor Jenderal Soeharto. Umar Wirahadikusumah baru menjadi Panglima Kostrad pada 1 Desember 1965 (lihat: Harsja W. Bachtiar, Siapa Dia?: Perwira Tinggi TNI-AD, 1988, halaman 464).
Selain itu, dalam tulisan Greg Poulgrain, Soeharto Memang Membidik Mereka, dikatakan bahwa ?Respons Sukarno setelah upaya kudeta adalah memanggil Omar Dani karena dia baru dari Jawa Tengah. Dia baru terbang ke Madiun pukul 2 dini hari tanggal 2 Oktober.? Dalam buku Menyingkap Kabut Halim 1965 (1999), dijelaskan bahwa Menteri/Pangau Omar Dani (bersama Panglima Koops Komodor Udara Leo Wattimena) justru menerima kedatangan Presiden Sukarno di Halim Perdanakusuma tanggal 1 Oktober 1965 pagi (halaman 122). Ini juga diceritakan dalam buku tulisan Benedicta A. Surodjo dan J.M.V. Soeparno, Tuhan: Pergunakanlah Hati, Pikiran dan Tanganku: Pledoi Omar Dani (2001, halaman 68-69). Presiden Sukarno masuk ke Pangkalan Angkatan Udara Halim Perdanakusuma atas dasar estimasi bahwa Jakarta tidak aman. Selama di Halim, Presiden Sukarno antara lain terus didampingi Omar Dani.
Baru setelah Sukarno meninggalkan Halim tanggal 1 Oktober 1965 menjelang tengah malam, lewat tengah malam Omar Dani dan Leo Wattimena take-off dengan Hercules. Setelah holding di atas Jawa Barat dan Jawa Tengah selama enam jam, Hercules tersebut mendarat di Pangkalan Angkatan Udara Iswahyudi, Madiun (lihat Menyingkap Kabut Halim 1965, hlm. 137-140, dan Tuhan: Pergunakanlah Hati, Pikiran dan Tanganku: Pledoi Omar Dani, hlm. 81-85).
EDUARD LUKMAN
Jalan Warga 21 RT 014/03
Pejaten Barat Jakarta 12510
Terima kasih atas koreksi Anda. Umar Wirahadikusumah yang kami maksud dalam tulisan itu adalah Panglima Kodam V/Jaya?Red.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini