SELAMA tiga hari, dua pekan lalu, di Universitas Trisakti, Jakarta, berlangsung loka karya latihan dasar jurnalistik. Kegiatan ini merupakan program kerja sama TEMPO dengan universitas swasta yang beken itu. TEMPO menyiapkan kurikulum, materi, serta tenaga pengajar dalam lokakarya ini. Maka sejumlah awak TEMPO, seperti Redaktur Eksekutif Yusril Djalinus, Kepala Biro Jakarta Ahmed Kurnia Soeriawidjaja, Reporter Wahyu Muryadi, dan sejumlah lainnya menjadi pengajar di sana. Memang sejumlah wartawan TEMPO sudah sering menjadi pengajar di berbagai acara pendidikan pers mahasiswa, atau pembicara dalam seminar di lingkungan kampus. Tapi kerja sama secara kelembagaan seperti yang terjadi dengan Universitas Trisakti ini baru pertama kali ini kami lalukan. Kerja sama ini didahului dengan menampilkan Warta Usakti, media komunikasi Universitas Trisakti, sebagai suplemen TEMPO secara periodik sebulan sekali. Setelah itu meningkat dalam bentuk program pendidikan jurnalistik tadi. Peserta loka karya ini tercatat 43 orang, terdiri atas dosen dan mahasiswa. Mereka tak hanya berasal dari Universitas Trisakti, tapi ada juga yang berasal dari perguruan tinggi swasta lainnya, seperti Universitas Sahid dan Universitas Nasional Jakarta. Materi yang diberikan dalam loka karya itu, antara lain, teknik reportase dan wawancara, teknik penulisan berita dan feature, serta jurnalistik foto. Pengajar materi yang terakhir adalah Ed Zoelverdi, salah seorang penanggung jawab rubrik di TEMPO dan dikenal juga sebagai penulis buku foto jurnalistik, Mat Kodak. Selain berbagai pelajaran tentang teori itu para peserta diberi beban tugas dan latihan. Hasilnya dibahas bersama-sama. Di hari terakhir para peserta berkunjung ke "dapur" TEMPO, melihat proses penerbitan TEMPO: sejak isi majalah itu direncanakan sampai selesai dan kemudian sampai di tangan pembaca. Dari lokakarya ini diharapkan muncul tenaga terampil yang mampu mengelola penerbitan kampus. Apa yang diceritakan di atas adalah salah satu bentuk kerja sama kami dengan kampus. Dan hal seperti ini sudah lama kami kembangkan. Misalnya, kami sudah lama punya progam student rate. Progam yang diselenggarakan sejak 1987 itu memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk berlangganan TEMPO dengan harga khusus: lebih murah dari harga pasar. Semula student rate itu hanya ada di kampus-kampus tertentu di Jawa, belakangan kami perluas ke universitas lainnya di luar Jawa. Pelaksana student rate ini adalah para mahasiswa. Mereka lebih dulu kami ikutkan dalam sebuah lokakarya pemasaran yang berlangsung akhir 1991. Di sana mereka mendapatkan berbagai kiat dalam memasarkan TEMPO serta pengetahuan manajemen sederhana. Ada 29 peserta yang mengikuti lokakarya ini. Mereka datang dari berbagai kampus, dari Aceh sampai Jayapura. Mereka inilah kemudian yang terjun dalam dunia wiraswasta di kampusnya: menjadi koordinator student rate. Berbagai kegiatan itu kami lakukan agar kami lebih akrab dengan kampus. Bukan apa-apa, soalnya kampus -- dalam arti dosen atau mahasiswa -- menurut survei yang kami lakukan, adalah pembaca TEMPO. Selain itu kampus juga adalah sumber berita TEMPO yang potensial, karena di sinilah berkumpul para intelektual atau calon intelektual.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini