Pemuatan artikel Anxietas-PD (TEMPO, 21 Desember 1991, Perilaku) dan penjelasan tambahan saya dalam Kontak Pembaca TEMPO 4 Januari 1992, ternyata mendapat banyak tanggapan, baik langsung ke GMC, maupun lewat Kontak Pembaca TEMPO. Karena itu, saya merasa perlu untuk memberi penjelasan tanpa mengulang yang pernah saya kemukakan. 1. Perlu saya jelaskan bahwa GMC, tempat saya bekerja, bukanlah suatu klinik. Tapi, suatu biro konsultan yang bergerak di bidang komunikasi, khususnya komunikasi medis dan farmasi. Saya mohon maaf bila ada pasien yang ditolak untuk berobat ke GMC. Sebaiknya, pasien Anxietas-PD datang saja ke dokter keluarga, karena tujuan simposium yang kami adakan adalah supaya dokter keluarga jangan ragu-ragu untuk mengobati Anxietas-PD. 2. Menurut saya, juga pakar psikiatri biologi di seluruh dunia, Anxietas-PD itu terjadi karena adanya gangguan di nucleus locus ceruleus, yang terletak pada dasar ventricle ke empat batang otak. Dari berbagai penelitian diketahui bahwa 50 70% dari total norepinefrin otak ditemukan di locus cerulus. Fungsinya, antara lain, bertanggung jawab terhadap respons fisiologik dari nyeri, sekresi berbagai hormon, dan pengaturan tekanan darah. Peningkatan norepinefrin akan menyebabkan peningkatan anxietas, berbagai gejala somatik, peninggian tekanan darah, penyempitan pembuluh darah jantung (koroner). Sayangnya, etika kedokteran tidak membolehkan kami memeriksa langsung kadar norepinefrin otak pasien. Hasil pengobatan dengan alprazolam pada Anxietas-PD sangat memuaskan. Itu berdasarkan gejala klinik, bukan pemeriksaan laboratorium. 3. Memang gejala panik, cemas, atau anxietas sudah lama dikenal. Tapi, baru pada 1987 dibuat kriteria diagnosisnya di Amerika. Dengan kriteria dosis itu, alprazolam merupakan drug of choice yang disetujui oleh FDA Amerika dan KSPBJ di Indonesia. 4. Obat benzodiazepine lain, misalnya diazepam dan sebangsanya, bisa bermanfaat. Namun, dosis yang diperlukan adalah sepuluh kali lebih besar dari dosis biasa yang dipakai saat ini. 5. Semua bentuk terapi lain dapat saja dilakukan selama hal itu bermanfaat bagi pasien. Tapi, dari berbagai pertemuan internasional yang membahas masalah Anxietas-PD ini, pengobatan dengan obat adalah suatu hal yang tak boleh ditinggalkan. Lama pengobatan adalah enam bulan sampai bebas serangan. DR. H. YUL ISKANDAR, Psikiater, M.B.A.P., Ph.D. Direktur Eksekutif GMC
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini