PARA juru dakwah kini sedang naik daun. Mubalig Zainuddin Hamidy M.Z., da'i paling kondang saat ini, misalnya, punya jutaan pendengar -- malah mungkin puluhan juta -- yang tersebar di seantero Nusantara. Sampai-sampai ia kewalahan memenuhi panggilan berdakwah dari penggemarnya. Tak hanya Zainuddin, tentu, yang ditunggu-tunggu penggemarnya. Juga da'i Kosim Nurseha dan Rhoma Irama -- yang terakhir ini, sekalipun lebih populer sebagai "Raja Dangdut" ketimbang sebagai juru dakwah, toh punya pendengar sendiri. Sayang, jangkauan dakwah mubalig-mubalig beken ini, meski sudah disiarkan lewat radio ataupun melalui kaset, masih belum mencapai pelosok-pelosok terpencil. Padahal, masyarakat yang tinggal jauh di pedalaman itu juga butuh ceramah-ceramah agama dari da'i terdidik. Maka, dalam rapat kerja nasional Majelis Ulama Indonesia di Jakarta, Desember lalu, Kepala Negara menyampaikan imbauan agar para da'i berdakwah di daerah-daerah terpencil, terutama di proyek-proyek transmigrasi. Untuk merealisasikan gagasan itu, MUI kini tengah mempersiapkan konsep untuk merekrut 1.000 juru dakwah guna diterjunkan di daerah transmigrasi. Tim untuk merekrut 1.000 da'i itu dipimpin oleh pejabat tinggi Departemen Agama, Abdul Qadir Basalamah, dengan anggota dari ormas dan organisasi dakwah Islam, seperti NU, Muhammadiyah, Majelis Dakwah Indonesia (MDI), dan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII). Ada apa tiba-tiba da'i dibutuhkan? Ini memang sebuah gejala menarik. Maka, sejak awal Ramadan lalu, kami sudah menyiapkan tim untuk mengungkapkan gejala tersebut. Kenapa Ustad Zainuddin M.Z. tiba-tiba muncul sebagai sosok yang memukau jutaan umat? Mubalig asli Betawi itu, yang merupakan teman dekat Rhoma Irama, sebenarnya bukan orang baru di podium. Ia pernah jadi juru kampanye Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dalam pemilu lalu. Kaset-kaset ceramahnya juga sudah lama laku keras di tempat-tempat pengajian. Bila Zainuddin berceramah, pendengarnya membludak. Dua minggu lalu, kami menugaskan Priyono B. Sumbogo mengikuti Zainuddin berdakwah di berbagai tempat, antara lain di Jakarta dan Ujungpandang, selama beberapa hari. "Ternyata, daya tariknya lebih besar daripada para artis Ibu Kota. Ia memang superstar dalam dakwah," kata Priyono, setelah menyaksikan kebolehan Zainuddin di pentas. Hasil liputan yang dihimpun Priyono itu merupakan inti Laporan Utama minggu ini. Laporan Priyono itu kami perkaya dengan hasil liputan kegiatan dakwah di berbagai tempat lain, yang dihimpun oleh reporter Jakarta, Medan, Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya, kemudian dituliskan oleh Penanggung Jawab Rubrik Agama, Zaim Uchrowi. Selamat membaca, dan Selamat Hari Raya Idulfitri 1410 Hijriah. Minal aidin wal Faizin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini