Saya merasa senang membaca Laporan Utama TEMPO, 4 Mei 1991, tentang LSM di Indonesia karena LSM akan semakin dikenal, terutama bagi masyarakat awam, yang selama ini belum begitu memahami apa itu LSM sebenarnya. Hanya, sayangnya, TEMPO kurang meliput beberapa LSM yang sesungguhnya sudah lebih lama berkiprah dalam program pengembangan masyarakat di bidang pertanian terpadu, kerajinan rakyat, pembangunan kesehatan masyarakat, teknologi tepat guna, dan sebagainya. Selain itu, mereka juga memiliki diklat khusus untuk petugas lapangan (social worker). Alumninya sudah tersebar di segenap pelosok tanah air. Bahkan ada yang sudah mandiri dan tetap konsisten dalam bidang pengembangan masyarakat. LSM tersebut adalah Bina Swadaya, Yayasan Indonesia Sejahtera, Pekerti, dan Dian Desa. Barangkali karena penampilan mereka yang low profile yang menyebabkan mereka kurang mendapat perhatian dari kalangan media massa. Dan sebagai salah seorang yang selama ini aktif di salah satu LSM saya merasa lebih baik LSM menonjolkan cirinya yang spesifik. Yakni, berkarya bagi dan bersama masyarakat tanpa pamrih atau interes tertentu, apalagi mengambil peran politik praktis yang sementara ini dilakoni oleh segelintir LSM di Jakarta. Sebaiknya, LSM kembali pada misinya sebelum terlalu jauh melangkah. Terima kasih atas informasi dan liputan TEMPO. Semoga LSM berkibar untuk selamanya, bukan seumur daun jagung. Untuk itu, LSM hendaknya menjadikan dirinya sebagai mitra pemerintah. Tetapi, bukan menjadi ajang pertarungan kepentingan tertentu. Toh, sama-sama berdalih dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat. Rakyat jangan sampai dijadikan korban. H.P. MAXI EBUTHO Kp. Tipar, RT 02/06 Mekarsari, Cimanggis Bogor -- Jawa Barat
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini