Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jumat pagi pekan lalu, Riswandha Imawan masih datang ke kampus Universitas Gajah Mada (UGM), Yogyakarta, untuk meng-ajar. Siang harinya, guru besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM itu pergi ke Bandar Udara Adi Sucipto karena hendak terbang ke Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Mendadak, Riswandha terjatuh pingsan dan segera dilarikan ke Rumah Sakit Panti Rini, Kalasan, Yogyakarta. Namun, Riswandha tak per-nah siuman. Di rumah sa-kit, pada pukul 14.55, dia me-ngem-buskan napas terakhir.
"Dia orangnya energik dan responsif terhadap persoalan masyarakat," ujar Pembantu Dekan I Fisipol UGM, Purwo Santoso. Belakangan, Purwo mengenang, koleganya itu sering risau dengan kesehatannya. Suami Herry Isminedy itu memang mengidap penyakit diabetes.
Riswandha dikenal sebagai pengamat politik yang kritis-. Tak jarang ia menerima teror lewat telepon, termasuk- an-caman pembunuhan. Bah-kan- di-a pernah menemukan- kepala anjing di depan ru-mahnya saat mengkritik pe-merintah. Rumahnya pun pernah dilempari batu.
Untuk menghindari teror, pria kelahiran Bangkalan, Ma-dura, ini pernah mengganti nomor telepon rumah dan telepon genggamnya. Dosen yang dicintai para mahasiswanya itu tak pernah surut dalam mengkritik. Riswandha sering meng-ibaratkan dirinya "The Eagle Flies Alone".
Di luar kehidupan menulis, mengajar, dan berceramah, pria yang mendapat gelar master dan doktor di Northern Illinois University ini mencintai kehidupan alam bebas. Ia suka mendaki gunung. Waktu luangnya sering dihabiskan dengan mengajak ketiga anaknya mendaki gunung. "Sejak mereka kecil, saya kenalkan mereka pada alam," ujarnya suatu kali.
Hobi mendaki gunung membawanya akrab dengan Mbah Maridjan, juru kunci Gunung Merapi. Mbah Mari-djan kerap memanggilnya Mas Guru. Kedekatannya de-ngan Merapi membuatnya sering mencantumkan kata-kata "Dari kaki Merapi" pada ujung tulisan-tulisannya.
Bak rajawali, Jumat sore pekan lalu Riswandha benar-benar terbang sendiri untuk pulang ke pangkuan Sang Pencipta. Persis kata-kata yang sering ia kutip: The Eagle Flies Alone.
"Warga kita di Libanon (saja) diminta mendaftar supaya kita berikan perlindungan. Jangan yang dari luar mimpi untuk datang." -Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda di Istana Negara, Rabu pekan lalu. Ia memperingatkan organisasi kemasyarakatan agar tak memberangkatkan anggotanya berjihad di Libanon.
"Saya tersesat di jalur birokrasi."-Theo F. Toemion di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Selasa pekan lalu. Bekas Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal yang juga politisi PDI Perjuangan ini menyesali pilihannya masuk ke jajaran birokrasi. Langkah ini membuatnya menjadi terdakwa dalam kasus korupsi Proyek Tahun Investasi Indonesia 2003 dan 2004.
TEMPO DOELOE
7 Agustus 1965Singapura dikeluarkan dari Federasi Malaysia. Penyebabnya, konflik antara UMNO, partai berkuasa di Malaysia, dan Partai Aksi Rakyat Singapura pimpinan Lee Kuan Yew. Malaysia menjadi negara pertama yang mengakui Singapura sebagai negara merdeka.
8 Agustus 1974Richard Nixon mundur dari jabatan Presiden Amerika setelah skandal Watergate terbongkar. Nixon terbukti menyalahgunakan kekuasaan untuk mematamatai pesaingnya. Ia satusatunya Presiden Amerika Serikat yang mengundurkan diri.
9 Agustus 1945Bom atom "Fat Man" memorakporandakan Nagasaki, Jepang, menewaskan 90 ribu warga. Tiga hari sebelumnya,ledakan bom atom "Little Boy" menewaskan 140 ribu warga Hiroshima. Jepang pun menyerah kepada Sekutu.
10 Agustus 955Setelah 50 tahun bercokol di Prusia, suku Magyar dari Hungaria angkat kaki karena kekalahan di Perang Lechfeld. Kemenangan Prusia membuat Kaisar Otto I mendapat gelar "The Great". Otto selanjutnya meluaskan kekuasaan Prusia ke timur Eropa.
11 Agustus 1952Hussein bin Talal menggantikan ayahnya, Talal bin Abdullah, sebagai Raja Yordania. Di bawah Hussein, Yordania terlibat dalam perang dan akhirnya berdamai dengan Israel. Hussein meninggal pada 7 Februari 1999 dan digantikan putranya, Abdullah II.
12 Agustus 1902Proklamator kemerdekaan dan Wakil Presiden Indonesia yang pertama, Mohammad Hatta, lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat. Ia mundur pada 1956 karena berselisih dengan Presiden Soekarno. Hatta dikenal sebagai Bapak Koperasi Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo