Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Surat Dari Redaksi

Muncul rubrik baru

Hasil survei pembaca tempo 1987 untuk pertimbangan menentukan derajat rubrik-rubrik, latar belakang dan tuntutan pembaca tempo. muncul beberapa rubrik baru: duniasiana, perilaku, dan kamera.

3 Oktober 1987 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEBUAH rubrik di TEMPO bisa lahir tiba-tiba. Tapi kelahiran itu bukan tanpa suatu proses. Rubrik Duniasiana, Peri Laku, dan Kamera, misalnya, yang mulai Anda temui pada beberapa penerbitan terakhir, sebetulnya sudah kami rencanakan sejak dulu. Gagasan memunculkan Duniasiana lahir karena kami sering menemukan berita-berita ringan dan menarik dari luar negeri. Selama ini, ketika berita-berita itu diperdebatkan dalam sidang perencanaan Redaksi, dan diuji dengan kriteria layak TEMPO, antara lain menyangkut unsur kehangatan, magnitude, relevan, trend baru, dan prestisius, hampir tak ada yang lulus seleksi. Padahal, berita-berita itu menarik untuk diketahui pembaca. Lalu disepakati untuk mengelompokkan berita-berita ringan dari mancanegara itu di bawah nama Duniasiana. Rubrik Peri Laku kami munculkan karena tak semua berita yang diusulkan dalam rapat perencanaan cukup tepat untuk disajikan di bawah rubrik Kesehatan. Padahal, berita itu perlu mendapat tempat. Rubrik Peri Laku kami hadirkan untuk menampung berita-berita mengenai tingkah laku, terutama tingkah laku yang ganjil, kegelisahan yang muncul di masyarakat akibat epidemi, trend baru dalam berpakaian, dan lain-lain. Sedangkan rubrik Kamera kami hadirkan sebagai tempat penyajian foto-foto pilihan dari sebuah peristiwa kepada Anda. Bukankah sebuah foto yang baik, dan disajikan dengan ukuran yang tepat, bisa melukiskan sebuah peristiwa lebih hidup daripada penggambaran lewat sejumlah kata? Rubrik Duniasiana dan Peri Laku, sekalipun sejak pemunculan pertamanya belum pernah absen, toh kedua rubrik ini tak kami maksudkan sebagai rubrik tetap setiap minggu. Ia hadir kalau memang ada kejadian-kejadian menarik untuk Anda ketahui. Bagaimana dengan Kamera? Rubrik ini kami rancang sebagai rubrik tetap. Tapi rubrik Duniasiana dan Peri Laku bisa berubah menjadi rubrik tetap kalau memang Anda menghendaki demikian. Karena kami tetap berpegang kepada pepatah kuno bahwa pembaca adalah raja. Suara Anda -- yang kami jaring tiap dua tahun sekali lewat Survei Pembaca TEMPO -- memang salah satu pertimbangan yang kami pakai dalam menentukan derajat rubrik-rubrik. Lihat saja: ketika pertama kali kami menjaring pendapat Anda pada 1979, sejumlah rubrik rontok dari TEMPO. Rubrik yang tergusur berdasarkan suara Anda, antara lain Kota, Desa, Daerah, dan Ilustrasi. Untuk ganti rubrik yang hilang, kami munculkan rubrik baru yang kira-kira bakal disukai. Misalnya, Selingan, Indonesiana, Panorama, dan Tamu Kita. Dua tahun kemudian, dua rubrik baru yang disebut terakhir kami hilangkan berdasarkan permintaan pembaca. Beberapa rubrik sungguh bandel. Rubrik yang selalu menemui pembaca setiap minggu, dari nomor perdana sampai sekarang, antara lain rubrik Nasional, Internasional (kemudian berubah menjadi Luar Negeri), Pokok & Tokoh, Ekonomi (kemudian bernama Ekonomi & Bisnis), Hukum, dan Kriminalitas. Sedangkan rubrik yang lain, seperti Lingkungan, Media, Tari, Mode, Seni Rupa dikenal sebagai rubrik angin-anginan: pernah selalu muncul, kemudian sangat jarang. Rubrik Olah Raga, sekitar lima tahun lalu, nyaris pula menjadi rubrik angin-anginan. Setelah melewati periode angin-anginan selama belasan edisi, rubrik itu kembali meneguhkan diri. Kini selalu muncul pada setiap nomor. Selain penggantian rubrik, hasil survei pembaca juga menentukan jatah halaman untuk rubrik-rubrik tertentu, seperti Nasional, Luar Negeri, dan Ekonomi Bisnis. Kebijaksanaan penjatahan halaman lebih untuk rubrik-rubrik favorit di atas kami lakukan setelah hasil Survei Pembaca TEMPO 1983 dipresentasikan kepada anggota Sidang Redaksi. Agar tak membosankan, diadakanlah semacam subrubrik. Umpamanya, Kiat dan Indikator di rubrik Ekonomi & Bisnis. Bila kemudian dilakukan survei pembaca lagi -- terakhir, untuk kelima kalinya, dicanangkan tahun ini -- tujunnya memang untuk mengetahui sudah perlukah TEMPO berubah. Selain terjadi beberapa pergeseran peringkat dalam sejumlah rubrik, kedudukan 10 rubrik favorit tak banyak berubah. Rubrik Nasional, sejak berhasil menggeser kedudukan Pokok & Tokoh di urutan pertama di tahun 1985, masih tetap tak tergoyahkan sebagai rubrik paling disukai. Di bawah Nasional menyusul rubrik Ilmu & Teknologi dan Luar Negeri yang berganti tempat berdasarkan hasil survei pembaca 1985. Rubrik Pokok & Tokoh tetap di urutan keempat. Rubrik Ekonomi & Bisnis yang dua tahun lalu menempati peringkat kelima, kali ini melorot ke urutan ke-10. Tempat Ekonomi & Bisnis digantikan oleh Hukum, yang naik satu tingkat. Selain Hukum yang mendapat promosi adalah rubrik Kesehatan. Tahun 1985, Kesehatan menduduki urutan ke-13, sekarang meloncat ke tangga kesembilan. Adapun rubrik yang terkena degradasi adalah Selingan: dari urutan kesembilan pada 1985 menjadi urutan ke-17. Sejak kami memperkenalkan Selingan pada 1981, rubrik ini memang paling banyak dikritik pembaca, karena artikelnya yang panjang. Tapi, sejak akhir Juli lalu, tak lama setelah daftar isian Survei Pembaca TEMPO dikirimkan kepada Anda, Redaktur Pelaksana Bambang Bujono, yang mengasuh rubrik Selingan, telah menemukan cara yang kami anggap jitu dalam menjawab keluhan pembaca itu. Rubrik Selingan dipecah Bambang Bujono menjadi tiga bagian cerita: tetap saling berkaitan tapi bisa dibaca dari urutan mana saja. Karena tiap bagian merupakan cerita yang utuh. Kelebihan lain dari Selingan sekarang: ceritanya makin aktual dan berwarna. Setelah metode penulisan baru ini diperkenalkan, kami optimistis, Selingan akan kembali masuk kelompok 10 Besar rubrik-rubrik yang disukai. Adapun urutan 10 Besar rubrik-rubrik yang digemari, menurut hasil Survei Pembaca TEMPO 1987, adalah Nasional, Ilmu & Teknologi, Luar Negeri, Pokok & Tokoh, Hukum, Indonesiana, Pendidikan, Kriminalitas, Kesehatan, dan Ekonomi Bisnis. Lalu apakah rubrik TEMPO yang paling tak disukai pembaca? Dari 29 rubrik yang ditanyakan secara tertulis kepada 125.000 responden (dan yang mengembalikan jawaban sebanyak 11.347 orang), urutan paling bawah ditempati oleh Mode. Mengapa rubrik Mode tak digemari? Diduga karena rubrik ini jarang mmcul, penampilan tak mencolok karena tak berwarna (itulah sebabnya mulai kami coba dengan warna). Sejak kami melakukan survei pembaca pada 1979, rubrik angin-anginan, seperti Mode, Obituari, dan Media, memang tak pernah muncul sebagai rubrik favorit. Satu perkecualian selalu adalah rubrik Buku. Oleh para pembaca, rubrik ini umumnya dinilai tak menarik, meskipun bermanfaat. Bahwa kami mencoba menampilkannya secara reguler, itu karena tekad untuk menghargai pekerjaan yang tak mudah untuk kecerdasan bangsa itu. Dalam hasil angket 1987, selain kami mendapatkan masukan tentang rubrik-rubrik yang disukai dan kurang disenangi, ternyata sebagian dari Anda (21%) pembaca setia TEMPO sejak awal kami terbit pada Maret 1971. Lebih dari separuh (51%) mulai membaca TEMPO antara 1977 dan 1983. Sedangkan mereka yang membaca secara teratur sejak 1986 tercatat 12%. Yang menggembirakan kami, ternyata sekitar 77% dari pengisi angket adalah pembaca reguler setia -- berlangganan tetap (45%) dan membeli eceran secara teratur setiap terbit (32%). Sisanya ada yang membeli berdasarkan Laporan Utama yang ditulis, ada membeli setelah membaca topik menarik yang diiklankan, dan ada pula yang membeli kalau ada uang. Macam apakah umumnya pembaca TEMPO? Seperti juga hasil survei pembaca sebelumnya, sebagian besar pembaca TEMPO (68%) adalah mereka yang berstatus karyawan: pegawai negeri/ABRI (25%), pegawai swasta (22%), pegawai BUMN (11%), dan wiraswasta (10%). Latar belakang pendidikan pembaca TEMPO cukup tinggi. Lebih dari separuh (56%), paling rendah, pernah di perguruan tinggi. Sedangkan yang tamat dari sana: bertitel sarjana muda (16%), sarjana (26%), dan pascasarjana (2%). Pembaca yang berijazah SMTA (22%), berijazah SMTP (5%), dan berijazah SD (1%). Mereka itu sebagian besar (67%) berada dalam usia produktif: 21 sampai 40 tahun. Latar belakang pendidikan yang baik dan usia yang relatif muda dari para pembaca menggembirakan kami, memang. Sebab, itu berarti komunikasi antara kami dan pembaca mudah dijembatani. Tapi, itu juga sekaligus menuntut kami untuk bekerja keras, karena melayani pembaca yang kritis bukan hal yang mudah. Apalagi hampir semua pembaca TEMPO, selain membaca harian Kompas (67%) tiap pagi, juga mengikuti perkembangan berita secara teratur lewat Dunia dalam Berita TVRI (81%), RRI (9%), dan siaran berita radio luar negeri (14%). Apa sesungguhnya yang ingin didapatkan pembaca dari TEMPO? Ternyata, tuntutan mreka cukup tinggi: ingin mencari informasi baru (84%), memperdalam informasi (80%), untuk menambah pengetahuan (90%), dan membaca karena ada hubungan pekerjaan/studi (38%). Sebab itulah, dari dulu, apalagi kini, kami memang berusaha memenuhi kebutuhan dan selera pembaca dengan tulisan yang lengkap, lekas, enak dibaca, dan bisa dipercaya. Sebanyak 77% lebih pembaca memang menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa isi TEMPO lebih lengkap dari media lain, dan sebanyak 79% tidak atau kurang setuju bila berita TEMPO dianggap basi. Untuk melengkapi tuntutan pula, maka kami menerbitkan Refleksi, sebuah suplemen yang direncanakan terbit empat bulan sekali dengan tulisan-tulisan yang tak sekadar berita dan ulasan cepat, melainkan hasil studi dan penulisan yang panjang. Ada tuntutan lain yang disampaikan oleh hampir semua responden: agar TEMPO menyajikan halaman berwarna secara teratur. Tuntutan itu sudah mulai kami penuhi sejak akhir Juli lalu, karena itu memang sudah diputuskan dalam Rencana Pengembangan Lima Tahun (Repelita) TEMPO. Rubrik-rubrik yang sudah berwarna antara lain Pokok & Tokoh, Kamera, Selingan, dan Laporan Utama (sementara masih sebagian). Bagaimana dengan gambar sampul TEMPO? Ada yang menyukai gambar sampul berupa lukisan (21%), ada yang menginginkan foto (5%), ada yang menginginkan lukisan lebih sering dari foto (51%), dan sisanya (23%) menghendaki foto lebih sering daripada lukisan. Tuntutan akan kami coba memenuhinya. Para pembaca, itulah sebagian hasil Survei Pembaca TEMPO 1987, yang dirancang Dwiyana Sutardja, Kepala Riset Pemasaran, bersama Nadjib Salim, Kepala Bagian Pengembangan Produk, dan A. Margana, Koordinator Reportase. Sigit H.T. dari Riset Pemasaran ikut mengolah hasilnya. Semua ini, memang untuk Anda. Seperti pertunjukan akan tak berarti tanpa penonton, demikian pula majalah tanpa pembaca.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus