Ada yang perlu diluruskan pada tulisan "Si John Melirik Banteng" (TEMPO, 10 Agustus 1991, Nasional), yaitu: 1. Tentang "melirik". Dalam hal ini, saya tidak melirik, tapi dilirik. 2. Tidak benar Saudara Hussein Naro mewakili saya dalam pertemuannya dengan Saudara Yahya Nasution. 3. Tentang keanggotaan Golkar. Pada awal Orde Baru, kita kenal Sekbergolkar. Anggotanya terdiri dari bermacam-macam organisasi massa, antara lain Muhammadiyah, Alwasliyah, Gasbindo, KBIM, dan Kesatuan Aksi, yang mempunyai perwakilan di DPR-RI Pada waktu Pemerintah membolehkan pembentukan partai baru, yakni Partai Muslimin Indonesia, keempat organisasi di ataslah yang menjadi cikal bakal partai tersebut. Saya berada di Partai Muslimin Indonesia (Parmusi) sebagai wakil dari Alwasliyah dan Kesatuan Aksi. Pada 1973, Parmusi bersama partai-partai Islam yang lain menjadi Partai Persatuan Pembangunan. Memang, tidak banyak yang tahu tetang Sekbergolkar, terutama generasi muda. H.J. NARO Perumahan Pejabat Tinggi 23 Jalan Jenderal Gatot Subroto Jakarta Selatan * Terima kasih atas penjelasan Anda. -- Redaksi
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini