Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PERKEMBANGAN politik di Indonesia semakin hari semakin memprihatinkan. Dampaknya jelas sekali, kondisi perekonomian negara kita kian parah. Mata uang rupiah ini paling hebat kalau disuruh terjun bebas. Penurunan kurs Rp 1.000 atau lebih itu bukan hal asing. Hal yang lebih menarik, rupiah benar-benar mencerminkan watak, perbuatan, dan mentalitas politisi kita beserta konco-konco-nya. Mereka paling hebat kalau disuruh membawa bangsa ini "free falling", tapi paling bodoh kalau disuruh membawa bangsa keluar dari kemelut.
Perkembangan terakhir tentang dibentuknya pasukan berani mati beranggotakan ribuan orang semakin memperkeruh situasi politik di Indonesia. Mengapa mereka tidak berpikir bahwa apa yang mereka lakukan ini akan memperpanas situasi? Apakah mereka tidak sadar dengan dampak negatif yang bakal ditimbulkan? Seolah-olah mereka berbuat hal-hal seperti ini untuk menyelamatkan bangsa, tapi justru menghancurkan bangsa. Di manakah akal sehat mereka?
Saya sangat setuju dengan surat dari pembaca yang mengatakan bahwa negara kita ini akan dikendalikan oleh "hukum alam". Sudah jelas ini yang bakal terjadi. Bangsa kita dikenal sebagai bangsa yang ramah dan sopan. Ternyata, semua orang di negara lain 100 persen salah total. Buat kita, di luar negeri, menamakan diri sebagai "Indonesian" bisa menjadi hal yang sangat memalukan. Saya berharap empat tokoh dalam "cerita bersambung" ini (Gus Dur, Mbak Mega, Amien Rais, dan Akbar Tandjung) tidak berkelahi satu sama lain. Kita semua suka cerita seru, tapi tidak suka "sad ending".
AGUNG
W. Lafayette, Indiana, USA
[email protected]
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo