Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Angka

Nazaruddin Versus KPK

6 Juni 2011 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Apakah Anda percaya KPK mampu menuntaskan kasus dugaan korupsi wisma atlet SEA Games?
(Periode 25 Mei-1 Juni 2011)
Ya
20,69% 137
Tidak
76,89% 509
Tidak Tahu
2,42% 16
Total 100% 662

Skandal Nazaruddin terus bergulir. Setelah diduga terlibat suap dalam pembangunan wisma atlet SEA Games, dia juga dituduh hendak menyuap Sekjen Mahkamah Konstitusi. Kasus ini makin membuat geram banyak orang, karena sehari sebelum dicekal Nazaruddin berhasil melenggang ke Singapura.

Kaburnya pengusaha batu bara dan perkebunan berusia 32 tahun ini memancing kecurigaan banyak orang. Ada yang menuding rencana Komisi Pemberantasan Korupsi memeriksa mantan Bendahara Partai Demokrat ini bocor duluan. Ada juga yang menduga kaburnya Nazaruddin ”direkayasa” untuk menghilangkan jejaknya yang terkait dengan banyak politikus Demokrat lain.

Kecurigaan publik makin menjadi setelah muncul insiden pesan pendek Nazaruddin. Dikirim dari nomor telepon Singapura, pesan pendek yang dikirim secara berantai itu berisi sejumlah tuduhan balik ke elite Partai Demokrat, termasuk Susilo Bambang Yudhoyono. Pengirimnya mengaku-aku sebagai Nazaruddin.

Semua perkembangan ini menyiratkan betapa tingginya muatan politis skandal ini. Kalau Nazaruddin ”bernyanyi”, tak mustahil beberapa elite Partai Demokrat bisa terseret jatuh. Ini tentu bakal mengganggu citra partai itu menjelang Pemilihan Umum 2014.

Jajak pendapat Lembaga Survei Indonesia dua pekan lalu sudah mengirim pesan bahaya: perolehan suara partai biru, jika pemilihan diadakan hari ini, turun sampai 3 persen dibanding perolehan mereka pada Pemilu 2009. Selisihnya dengan partai nomor dua (Golkar dan PDIP bergantian ada di peringkat ini), yang semula 5-6 persen, sudah menyusut sampai hanya 2 persen.

Dengan latar belakang dan konstelasi semacam itu, wajar jika publik meragukan keberanian Komisi Pemberantasan Korupsi mengusut tuntas kasus ini. Sekitar 76,9 persen pembaca tempointeraktif.com menilai komisi antikorupsi tak akan bisa menuntaskan kasus Nazaruddin. Hanya 20,69 persen pembaca Tempo yang masih ­percaya KPK punya taji.

Indikator Pekan Depan

Pancasila kembali jadi buah bibir banyak orang. Setelah serangkaian aksi bom bunuh diri, penganiayaan kelompok yang berbeda kepercayaan, dan makin meluasnya gerakan Negara Islam Indonesia, mendadak banyak orang merindukan Pancasila. Pemerintah pun merespons keresahan itu dengan melempar usul untuk mengembalikan Pancasila menjadi bahan pelajaran wajib buat siswa dan mahasiswa.

Hilangnya Pancasila dari buku pelajaran sekolah berawal dari delapan tahun lalu. Ketika itu Menteri Pendidikan Nasional Bambang Sudibyo mendorong pengesahan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional. Beleid itulah yang mengatur sekaligus menghilangkan pendidikan Pancasila dari kurikulum pendidikan sekolah dan perguruan tinggi.

Kini situasi kembali berbalik. Presiden Yudhoyono menyatakan Pancasila adalah harga mati. ”Tak ada tempat bagi ideologi selain Pancasila di Indonesia,” katanya dalam acara peringatan kelahiran Pancasila, di kompleks parlemen Senayan, Rabu pekan lalu.

Acara yang digagas Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Taufiq Kiemas ini menghadirkan tiga presiden: SBY, Megawati, dan B.J. Habibie. Ketiganya berpidato tentang Pancasila. Habibie mendukung pengemba­lian Pancasila dalam kurikulum ­sekolah. ”Ki­ta perlu melakukan reaktualisasi, restorasi, atau revitalisasi nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” katanya.

Setujukah Anda jika Pancasila ­kembali dimasukkan ke kurikulum sekolah? Kami tunggu jawaban dan komentar Anda www.tempointeraktif.com.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus