Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kutipan & Album

Nurcholish Madjid, 65 tahun

26 Juli 2004 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sudah sebulan ini cendekiawan muslim Nurcholish Madjid tak muncul di publik. Ketika pemilihan presiden sedang seru-serunya, wejangannya juga tak terdengar. Padahal wejangan guru bangsa ini begitu ditunggu-tunggu oleh politisi. Rupanya, Nurcholish sedang sakit liver dan pekan ini berobat di sebuah rumah sakit di Guangzhou, Cina. Dia berangkat ke negeri tabib itu ditemani istrinya, Omi Komariah, Ibnu Sunanto, orang kepercayaan Nurcholish, dan seorang dokter.

Menurut Rahmat, sekretaris Nurcholish, alumni Pesantren Darul Ulum, Rejoso, Jombang, ini sebenarnya sudah lama menderita penyakit itu. Dia juga sudah sering berobat dan lalu menganggap penyakit itu sudah raib. Sampai akhirnya 5 Juli lalu, setelah mencoblos, pria ini merasa lemas dan muntah-muntah. Ketika ia diperiksa di Rumah Sakit Pondok Indah, dokter akhirnya meminta Nurcholish menjalani opname.

Dua pekan lalu, dokter membolehkan pria ini dirawat jalan. Namun, empat hari kemudian, Nurcholish harus mondok lagi di Rumah Sakit Pondok Indah dan selanjutnya, 19 Juli lalu, terbang ke Cina untuk menjalani operasi pada bagian hatinya.

PENGHARGAAN
Gus tf Sakai, 39 tahun

Tinggalnya jauh dari hiruk-pikuk kota dan lalu-lalang informasi. Dia nyaris terkucil dari dunia sastra modern. Toh, keadaan itu tak membuat insting sastrawannya tumpul. Bahkan, makin lama, naluri kesusastraannya makin bersinar. Dialah Gus tf Sakai, sastrawan asal Sumatera Barat, yang tahun ini mendapat penghargaan South-East Asia (SEA) Write Award 2004 dari Kerajaan Thailand.

Gus, yang jika menulis cerpen memakai nama Gus tf dan menulis prosa memakai nama Gus tf Sakai, memilih hidup di Payakumbuh, kota kecil 124 kilometer dari Padang. Dari sanalah pria bernama asli Gustrafizal itu melahirkan cerpen, novel, dan puisi orisinal yang bertutur seperti biografi seorang warga Minang.

Kekuatan Gus di tiga genre sastra itu—novel, cerpen, dan puisi—sudah teruji. Terbukti, dia berhasil meraih berbagai penghargaan dan memenangi berbagai sayembara.

Di bidang cerpen, setiap tahun sejak 1999 cerpennya selalu masuk buku kumpulan cerpen penerbit terkenal di Ibu Kota. Bahkan, pada 2001, buku kumpulan cerpennya, Kemilau Cahaya dan Perempuan Buta, mendapat Penghargaan Sastra Lontar dari Yayasan Lontar.

Di ranah novel, Gus adalah salah satu jawaranya. Belasan novelnya memenangi sayembara cerita bersambung yang diadakan sejumlah majalah. Terakhir, novelnya Ular Keempat meraih hadiah harapan pertama sayembara novel dari Dewan Kesenian Jakarta.

Sedangkan di dunia puisi, pemilik dua kumpulan puisi ini, Sangkar Daging (1997) dan Daging Akar (dalam proses penerbitan), meraih Sih Award dari Jurnal Puisi untuk puisi Susi, 2000 M pada 2002.

Gus adalah sastrawan Sumatera Barat ketiga yang menerima SEA Write Award, setelah A.A. Navis (1992) dan Wisran Hadi (2000). Ia diganjar penghargaan tertinggi yang diberikan Kerajaan Thailand kepada sastrawan ASEAN itu atas buku kumpulan cerpen Kemilau Cahaya dan Perempuan Buta (1999).

"Penghargaan ini semakin mendorong keyakinan saya terhadap arti penting sastra, bisa mempertemukan manusia yang berlainan suku, agama, ras," ujar pria yang akan menerima penghargaannya pada 7 Oktober depan di Bangkok itu.


"Orang sudah serahkan asetnya, maka selesai perkaranya."
— Jaksa Agung M.A. Rachman, tentang pengeluaran surat perintah penghentian penyidikan terhadap Sjamsul Nursalim, tersangka korupsi bantuan likuiditas Bank Indonesia, Kamis pekan lalu.

"Permintaan kami cuma satu, mereka (PT Newmont Minahasa Raya) harus pulang ke Amerika dengan membawa semua lumpur yang telah dihasilkan. Jangan cuma mau emasnya."
—Juhriyah, warga Pantai Buyat, Minahasa, Sulawesi Utara, yang mengaku terkena pencemaran logam berat akibat limbah Newmont.


TEMPO DOELOE

31 Juli 1498
Dalam ekspedisinya yang ketiga, pelaut Spanyol, Christopher Columbus, mendarat di tanah yang sekarang bernama Republik Trinidad dan Tobago, di bagian utara daratan Amerika Latin.

26 Juli 1956
Presiden Mesir Kolonel Nasser mengumumkan nasionalisasi terusan Suez. Keputusan ini membuat Inggris dan Prancis, yang memiliki saham dalam pembuatan terusan itu, terkejut dan marah.

27 Juli 1909
Orville Wright, saudara kandung Wilbur Wright, mencatat penerbangan "terlama", 1 jam 12 menit dan 40 detik, dengan pesawat ciptaannya di Fort Myer, Virginia, Amerika Serikat.

28 Juli 1976
Gempa berkekuatan 7,8 dan 8,2 skala Richter menghantam kota industri Tangshan di Cina. Sedikitnya 242 ribu orang dari total sekitar 1 juta penghuni kota ini tewas terkubur hidup-hidup akibat gempa itu. Inilah gempa terhebat dalam sejarah modern manusia. Rekor korban gempa ini hanya dikalahkan gempa di Calcutta tahun 1737 (300 ribu tewas) dan gempa di Provinsi Shaanxi, Cina, tahun 1556 (830 ribu tewas).

29 Juli 1981
Pangeran Charles dan Lady Diana menikah di Katedral St. Paul, disaksikan jutaan mata yang menonton siaran langsung di televisi. Inilah dongeng pernikahan termeriah abad ini. Sayang, pernikahan indah itu berakhir dengan perceraian mereka pada 28 Agustus 1996.

30 Juli 1996
Untuk pertama kalinya sejak Piala Dunia sepak bola dimulai tahun 1930, Inggris menjadi juara. Di final yang berlangsung di Stadium Wembley, London, Inggris mengalahkan Jerman Barat 4-2 melalui perpanjangan waktu.

1 Agustus 1914
Inilah hari awal meletusnya Perang Dunia Pertama, Jerman dan Rusia menyatakan saling berperang. Di hari yang sama, Prancis memobilisasi pasukan untuk menahan gelombang serangan pasukan Jerman. Berikutnya, berturut-turut Rusia, Prancis, Belgia, dan Inggris menyatakan perang melawan Austria, yang bergabung dengan Hungaria, dan melawan Jerman. Perang Dunia ini menelan sedikitnya 20 juta nyawa tentara dan kaum sipil.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus