Pelayanan rs pondok indah mengenaskan

Ini pengalaman saya selama dirawat (dioperasi haemorroids dan polip) di RSPI pada 5 November 1992 sampai 9 November 1992. Pada Sabtu, 6 November 1992, sehari setelah dioperasi, saya minta agar perawat mengganti kasa perban saya yang basah ketika kencing. Permintaan itu dikabulkan setelah mengebel perawat 2 sampai 3 kali (30 menit sampai 60 menit). Alasan perawat jaga atas kejadian tersebut: karena pasiennya banyak. Pada Hari Sabtu makan pagi datang pukul 09.00 WIB dan pada hari Senin makan siang datang pukul 14.00 WIB, sehingga pada hari Selasanya saya buang air besar enam kali karena penyakit maag saya kambuh. Tidak adanya koordinasi yang baik antara perawat-perawat menyebabkan hasil kunjungan dokter hanya diketahui oleh perawat yang mendampingi dokter pada waktu kunjungan. Dari kejadian tersebut dapat saya simpulkan bahwa RSPI benar-benar dikelola sebagai profit center. Hal itu tercermin dari kuantitas dan kualitas perawat. Perawat, yang penampilannya ditata rapi, sering tidak dapat memberi jawaban secara medis, sehingga sering keluar kata-kata "tidak tahu." Dengan bekerja full team pada hari kerja saja pelayanan kurang, apalagi dikurangi pada hari libur, sehingga pasien telantar, padahal tarif kamar yang dikenai kepada pasien tidak mengenal hari kerja atau hari libur. Untuk itu saya minta perhatian pemerintah untuk segera mengatur pendirian RS, sehingga tidak merugikan warga negara yang terpaksa menjadi pasien RS tersebut. Juga pada Direktur RSPI agar menilik kembali hakikat dari pendirian RSPI. Namun, bila memang untuk profit center, saya harap janganlah terlalu mengambil keuntungan dari orang yang sedang tidak berdaya. SRI IRIANTI Japos Graha Lestari Tangerang Jawa Barat